Ulama Sampang KH Alawy Muhammad Wafat

KH Alawy Muhammad (attaroqqi.blogspot.com)
SAMPANG (HN) - Ulama kharismatik dari Pulau Garam, Madura, yang dikenal sebagai pembela rakyat kecil dalam kasus 'berdarah' pembangunan waduk Nipah di Kabupaten Sampang, KH Alawy Muhammad, Senin (10/11) sekitar pukul 16.30 WIB, wafat.
"Sejak sebulan terakhir ini, KH Alawy memang sering sakit-sakitan dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang. Karena kondisinya kian memburuk, maka KH Alawy dirujuk ke Rumah Sakit PHC Surabaya sejak Minggu (9/11) lalu," tutur keluarga almarhum di rumah duka di Dusun Tanggumung, Desa Karongan, Sampang, Nurullah, Senin malam.
Namun di ruang ICU (intensive care unit) RS PHC itu, kondisi ulama asal Sampang itu justru kian memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia.
Kabar wafatnya ulama kharismatik Madura asal Sampang ini cepat menyebar ke masyarakat, baik ulama pengasuh pondok pesantren di Pulau Madura, maupun kepada jajaran pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebab KH Alawy merupakan tokoh yang dikenal getol berjuang di partai berasaskan Islam itu.
"KH Alawi Muhammad adalah pengasuh Pondok Pesantren Attaroqi, Karongan, sekitar dua kilometer utara Sampang," kata Sekretaris DPC PPP Pamekasan RPH Wazirul Jihad kepada Antara per telepon, Senin malam.
Nama KH Alawi sempat terkenal pada era Presiden Soeharto ketika yang bersangkutan memimpin penolakan pembangunan waduk Nipah, Sampang, yang waktu itu menyebabkan terjadinya bentrok dengan petugas keamanan.
Sejak saat ini, pengaruh dan popularitas Kiai Alawi kian meluas, bahkan beberapa pejabat penting di negeri ini sempat datang bersilaturrahman dengan KH Alawi.
Salah satunya Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, saat yang bersangkutan menjadi calon Presiden bersama wakilnya Wiranto menjelang Pilpres 2009.
"Sejak sebulan terakhir ini, KH Alawy memang sering sakit-sakitan dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang. Karena kondisinya kian memburuk, maka KH Alawy dirujuk ke Rumah Sakit PHC Surabaya sejak Minggu (9/11) lalu," tutur keluarga almarhum di rumah duka di Dusun Tanggumung, Desa Karongan, Sampang, Nurullah, Senin malam.
Namun di ruang ICU (intensive care unit) RS PHC itu, kondisi ulama asal Sampang itu justru kian memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia.
Kabar wafatnya ulama kharismatik Madura asal Sampang ini cepat menyebar ke masyarakat, baik ulama pengasuh pondok pesantren di Pulau Madura, maupun kepada jajaran pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebab KH Alawy merupakan tokoh yang dikenal getol berjuang di partai berasaskan Islam itu.
"KH Alawi Muhammad adalah pengasuh Pondok Pesantren Attaroqi, Karongan, sekitar dua kilometer utara Sampang," kata Sekretaris DPC PPP Pamekasan RPH Wazirul Jihad kepada Antara per telepon, Senin malam.
Nama KH Alawi sempat terkenal pada era Presiden Soeharto ketika yang bersangkutan memimpin penolakan pembangunan waduk Nipah, Sampang, yang waktu itu menyebabkan terjadinya bentrok dengan petugas keamanan.
Sejak saat ini, pengaruh dan popularitas Kiai Alawi kian meluas, bahkan beberapa pejabat penting di negeri ini sempat datang bersilaturrahman dengan KH Alawi.
Salah satunya Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, saat yang bersangkutan menjadi calon Presiden bersama wakilnya Wiranto menjelang Pilpres 2009.
Reportase : Mulya Achdami
Editor : Mulya Achdami