Kampung Pulo Belum Bebas Banjir

Ilustrasi banjir. (ANTARA | RIVAN AWAL LINGGA)
JAKARTA (HN) - Wilayah langganan banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur, akan ditambah pompa sebanyak tujuh unit. Penambahan pompa ini disebut tidak akan berpengaruh banyak jika Kali Ciliwung telah meluap.
Pengamat perkotaan M Azis Muslim menilai selama ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sudah berfungsi namun belum optimal. Pengerukan di beberapa titik rawan banjir juga belum selesai.
"Banjir masih menjadi persoalan menahun, apalagi di kawasan Kampung Pulo," katanya kepada HARIAN NASIONAL, Rabu (18/11).
Menurut dia, langkah penanganan di kawasan rawan banjir seperti Kampung Pulo harus dilakukan dengan luar biasa dan komprehensif. Penambahan unit pompa belum bisa memastikan kawasan ini terbebas dari banjir.
Azis menjelaskan, kapasitas pompa dari segi penarikan dan pembuangannya harus dapat diketahui karena jika berkapasitas kecil atau sedang belum tentu dapat menghilangkan banjir. Terlebih jika Jakarta, Bogor, dan Depok hujan.
"Jika tiga kota ini hujan dengan debit air yang besar, saya rasa Kampung Pulo tetap akan banjir," ujarnya.
Selain itu, ia memertanyakan pembuangan air yang ditarik pompa-pompa ini akan ke mana. Pasalnya, jika Kali Ciliwung meluap, otomatis pembuangan tidak bisa dilimpahkan ke Kali Ciliwung. Menurut dia, harus ada sejumlah titik pembuangan yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Azis menuturkan, drainase di kawasan rawan banjir selama ini belum optimal dan banyak. Pemprov DKI Jakarta harus menambah jumlahnya sebelum intensitas hujan semakin tinggi.
"Memang waktu genangan sekarang lebih cepat surut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tapi perlu diingat ini belum dengan intensitas hujan deras," ungkapnya.
Manajer Proyek Normalisasi Kali Ciliwung Agus Triwibowo menjelaskan, penambahan tujuh pompa memiliki kapasitas 2.500 liter per detik. Pompa ini akan dipasang permanen di tiap gorong-gorong yang terhubung ke saluran pemukiman warga.
Sementara di Kampung Pulo baru tersedia empat pompa dari Dinas Tata Air DKI Jakarta dan Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane. Keempat pompa ini belum termasuk tujuh pompa permanen yang akan dipasang.
"Setelah pembuatan gorong-gorong rampung, ketujuh pompa ini akan dipasang," ujarnya.
Agus menuturkan pompa akan difungsikan untuk menyedot air dari saluran air di permukiman ke Kali Ciliwung. Keberadaan pompa ini diharapkan membuat kawasan ini tidak lagi tergenang saat musim hujan.
"Pemasangan secara permanen akan dilakukan pada Desember. Kita juga akan tutup saluran air yang terhubung ke Kali Ciliwung agar air tidak balik," tuturnya.
Pengamat perkotaan M Azis Muslim menilai selama ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sudah berfungsi namun belum optimal. Pengerukan di beberapa titik rawan banjir juga belum selesai.
"Banjir masih menjadi persoalan menahun, apalagi di kawasan Kampung Pulo," katanya kepada HARIAN NASIONAL, Rabu (18/11).
Menurut dia, langkah penanganan di kawasan rawan banjir seperti Kampung Pulo harus dilakukan dengan luar biasa dan komprehensif. Penambahan unit pompa belum bisa memastikan kawasan ini terbebas dari banjir.
Azis menjelaskan, kapasitas pompa dari segi penarikan dan pembuangannya harus dapat diketahui karena jika berkapasitas kecil atau sedang belum tentu dapat menghilangkan banjir. Terlebih jika Jakarta, Bogor, dan Depok hujan.
"Jika tiga kota ini hujan dengan debit air yang besar, saya rasa Kampung Pulo tetap akan banjir," ujarnya.
Selain itu, ia memertanyakan pembuangan air yang ditarik pompa-pompa ini akan ke mana. Pasalnya, jika Kali Ciliwung meluap, otomatis pembuangan tidak bisa dilimpahkan ke Kali Ciliwung. Menurut dia, harus ada sejumlah titik pembuangan yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Azis menuturkan, drainase di kawasan rawan banjir selama ini belum optimal dan banyak. Pemprov DKI Jakarta harus menambah jumlahnya sebelum intensitas hujan semakin tinggi.
"Memang waktu genangan sekarang lebih cepat surut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tapi perlu diingat ini belum dengan intensitas hujan deras," ungkapnya.
Manajer Proyek Normalisasi Kali Ciliwung Agus Triwibowo menjelaskan, penambahan tujuh pompa memiliki kapasitas 2.500 liter per detik. Pompa ini akan dipasang permanen di tiap gorong-gorong yang terhubung ke saluran pemukiman warga.
Sementara di Kampung Pulo baru tersedia empat pompa dari Dinas Tata Air DKI Jakarta dan Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane. Keempat pompa ini belum termasuk tujuh pompa permanen yang akan dipasang.
"Setelah pembuatan gorong-gorong rampung, ketujuh pompa ini akan dipasang," ujarnya.
Agus menuturkan pompa akan difungsikan untuk menyedot air dari saluran air di permukiman ke Kali Ciliwung. Keberadaan pompa ini diharapkan membuat kawasan ini tidak lagi tergenang saat musim hujan.
"Pemasangan secara permanen akan dilakukan pada Desember. Kita juga akan tutup saluran air yang terhubung ke Kali Ciliwung agar air tidak balik," tuturnya.
Reportase : Nurul Hanifah
Editor : Admin