Ducati Musuh Bersama

TERMAS DE RIO HONDO (HN) - Rivalitas MotoGP 2018 diprediksi kian sengit. Repsol Honda dan Movistar Yamaha, dua manufaktur Jepang yang dominan 10 tahun terakhir, ditantang menghentikan laju Ducati pada seri balap lanjutan di Termas De Rio Hondo Circuit, Minggu (8/4) waktu Argentina atau Senin (9/4) dini hari WIB.
Tak heran, Ducati kini seperti menjadi musuh bersama. Andrea Dovizioso, amunisi andalan Ducati, mendapat start cemerlang dengan tampil tercepat di seri balap Bahrain, Februari. Ia mengalahkan juara bertahan Marc Marquez (Honda) dan legenda Valentino Rossi (Yamaha).
Bagi Marquez dan Rossi, balapan Argentina menjadi tantangan besar. Mereka dituntut cepat mempelajari karakteristik ban Michelin untuk menggeser Dovizioso di puncak klasemen sementara. Musim ini, pabrikan ban Prancis itu membawa empat jenis ban depan dan belakang berbeda yang diuji mulai latihan bebas pertama, Sabtu (7/4) WIB.
"Tentu itu membuat para pembalap bekerja keras karena memiliki banyak jenis ban yang berbeda, ditambah aspal baru yang lebih licin," kata Marquez, Jumat (6/4).
Pemilik enam gelar juara dunia ini yakin, keputusan Michelin dibuat dengan matang. Mereka, kata Marquez, menginginkan joki kuda besi membalap dengan aman dengan menyediakan banyak pilihan ban.
Perlu diingat, dua tahun lalu Michelin pernah membawa mimpi buruk melalui insiden Scott Redding pada latihan bebas keempat. Akhirnya, semua ban ditarik dan diganti dengan jenis spesial pada menit terakhir.
Marquez juga perlu mempelajari ulang karakteristik Termas de Rio Hondo yang berubah 75 persen pascarenovasi. Apalagi, ia memiliki kenangan buruk di Argentina, tahun lalu. Start dari pole, Marquez mengakhiri balapan dini dan harus melihat Maverick Vinales (Movistar Yamaha) menempati podium tertinggi.
"Saya menyukai sirkuit ini, dan cocok dengan gaya mengemudi saya. Hanya, tahun lalu saya melakukan kesalahan karena menyerang terlalu agresif di lap pertama saat ban belum siap."
Masalah Rossi tak jauh berbeda dengan Marquez. Hanya, lelaki yang baru memperpanjang kontrak bersama Yamaha hingga 2020 ini optimistis bisa tampil mumpuni. Pembalap veteran ini merupakan pemegang rekor sirkuit pada 2015 dengan catatan 1 menit 39,019 detik.
"Sejak tahun pertama kami datang, saya menyukai trek ini," kata Rossi. "Hanya dengan perubahan yang terjadi musim ini, bergantung kepada kombinasi ban, aspal, serta motor."
Di sisi lain, Rossi menyadari, 2018 akan menjadi musim sulit Yamaha. Ia menilai Ducati dan Honda meningkat dibanding tahun lalu. "Saya rasa yang terpenting adalah bekerja keras dan melihat bagaimana kinerja motor dengan aspal. Semoga kami bisa kompetitif."
Dovi, sapaan karib Dovizioso, menyatakan kemenangan di Bahrain memberinya konfidensi lebih. Sempat tertatih tahun lalu, Dovi percaya Desmosedici GP banyak berkembang.
"Sirkuit di Argentina beda dari biasanya, cuaca kerap berubah sejak uji latihan bebas hingga balapan. Saya berharap, hasil yang sama bisa berlanjut di Argentina," tutur Dovi.