11.969 Siswa Ikut UN Susulan

Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK. (ANTARA | ASEP FATHULRAHMAN)
Pemerintah harus menyiapkan fasilitas pendukung jika ingin semua sekolah SMA menerapkan UNBK tahun depan.
JAKARTA (HN) Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) telah berakhir. Siswa dan siswi yang berhalangan sehingga tidak mengikuti UN utama diberikan kesempatan untuk menempuh ujian susulan
"Sekitar 11.969 siswa harus mengikuti ujian susulan," kata Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Abduh kepada HARIAN NASIONAL, Kamis (12/4).
Abduh menjelaskan, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena masih menunggu data pasti dari dinas pendidikan setiap provinsi. Sesuai jadwal, UN susulan tingkat SMA/MA dan juga untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan digelar pada 17-18 April 2018.
UN SMA/MA sebelumnya digelar sejak Senin (9/4) hingga Kamis kemarin. Pelaksanaan UN terdiri dari ujian berbasis komputer (UNBK) dan ujian nasional kertas dan pensil. Abduh optimistis UN tahun ini berjalan sesuai harapan. Menurut dia, semua pihak berhak memberikan penilaian dan kritik atas kendala yang terjadi selama ujian.
Kepala Badan Nasional Standar Pendidikan Bambang Suryadi menjelaskan, UN susulan diberikan untuk siswa yang tidak dapat mengikuti UN utama karena sejumlah alasan yang dibenarkan sesuai peraturan.
"Siswa tersebut tidak ikut (UN utama) karena sakit atau alasan lain yang sah," katanya.
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Umar menyebut, Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat MA relatif lancar. Dia mengapresiasi masyarakat sekitar madrasah yang berperan mendukung kelancaran pelaksanaannya.
"Secara umum berlangsung lancar meski ada beberapa kendala," katanya.
Umar mengatakan, sejumlah madrasah mengatasi ketiadaan komputer dengan menyiapkan perangkat smartphone. Sejumlah madrasah, lanjut dia, juga menyiapkan antar dan jemput bagi siswa yang sakit.
Menurut Umar, UNBK tingkat MA mencapai 93 persen. Kemenag, lanjut dia, memanfaatkan hasil UN untuk memetakan kebutuhan madrasah.
"Daerah yang nilai rendah akan dilihat penyebabnya. Kami akan berusaha meningkatkan mutu madrasah tersebut," katanya.
Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Satriawan Salim menjelaskan, sejumlah kendala ditemukan pada hari pertama UNBK tingkat SMA/MA, 9 April. Menurut dia, permasalahan bersifat teknis, termasuk sekolah belum memiliki komputer dan proktor yang kurang terampil.
Satriawan menambahkan, ada soal matematika yang tidak sesuai dengan kisi-kisi sehingga membuat siswa kesulitan menjawabnya.Pemerintah, lanjut dia, harus menyiapkan fasilitas-fasilitas pendukung jika ingin semua sekolah menerapkan UNBK pada tahun depan.
"Jangan bebankan penyediaan fasilitas kepada sekolah dan orangtua siswa," katanya.
Satriawan berpendapat, pembenahan juga harus dilakukan kepada proktor. Kualitas mereka harus ditingkatkan.
"Soal harus sesuai tryout dan kisi-kisi agar siswa tidak dibebani dua kali."
Reportase : Alvin Tamba
Editor : Aria Triyudha