Bukan Prancis, Pemenangnya Afrika

Pemain Timnas Prancis berpose dengan Presiden Emmanuel Macron. (AFP | LIONEL BONAVENTURE)
JOHANNESBURG (HN) - Sepak bola adalah alat pemersatu bangsa, begitu pesan yang tersirat dalam pidato mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat memberikan penghormatan kepada mendiang Nelson Mandela di Johannesburg, Afrika Selatan, Rabu (18/7).
Obama, yang datang untuk memperingati 100 tahun kelahiran Mandela, menyoroti banyaknya pemain keturunan Afrika di tim sepak bola Prancis yang baru saja memenangkan Piala Dunia 2018.
"Merangkul keberagaman memberikan manfaat praktis karena memastikan jika masyarakat bisa memanfaatkan energi dan keterampilan semua orang," kata Obama seperti dilansir AFP.
"Jika Anda meragukan itu," tuturnya melanjutkan, "tanyakan saja kepada tim sepak bola Prancis yang memenangkan Piala Dunia."
Prancis mengalahkan Kroasia 4-2 pada laga final di Moskow, Minggu (15/7), dengan menampilkan banyak pemain keturunan Afrika. Dari 23 pemain di skuad Les Blues, 16 di antaranya memiliki akar Afrika.
Dua pencetak gol Prancis di partai final, Paul Pogba dan Kylian Mbappe, memiliki garis keturunan Afrika. Orang tua Pogba berasal dari Guinea, sementara orang tua Mbappe berasal dari Kamerun dan Aljazair.
Dari para pemain yang bermain sebagai starter, Samuel Umtiti lahir di Kamerun, orangtua Blaise Matuidi dari Angola dan Kongo, orang tua N'Golo Kante orang Mali, sedangkan ayah Raphael Varane berasal dari Pulau Karibia Martinik.
Di Carcas, Venezuela, Presiden Nicolas Maduro percaya Afrika merupakan juara sejati di Piala Dunia 2018 Rusia, bukan Prancis. Alasannya sederhana, mayoritas pemain Les Bleus merupakan keturunan Afrika.
"Kenyataannya, Afrika menang," kata Maduro. "Banyak yang memandang remeh Afrika, dan Prancis memenangkan trofi Piala Dunia berkat para pemain Afrika atau putra-putra Afrika."
Alhasil, Maduro meminta Prancis dan Eropa menggunakan kemenangan ini sebagai batu loncatan mengakhiri penganiayaan terhadap orang Afrika dan Amerika Latin.
"Sudahi rasisme di Eropa terhadap orang Afrika, sudahi diskriminasi kepada migran," imbaunya. "Semoga Prancis dan Eropa menghargai kami, orang selatan, Afrika, Amerika Latin, layak dan berkuasa."
Reportase : Annas Furqon Hakim
Editor : Ahmad Reza S