Iran Beber Rudal Generasi Baru

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei di hadapan massa di Ibu Kota Teheran dalam foto yang diberikan Kantor Khamenei, Senin (13/8). ( AFP | KHAMENEI.IR | HO)
TEHERAN (HN) -
Iran memperkenalkan rudal balistik jarak pendek generasi baru Fateh Mobin serta berjanji terus memacu kemampuan misilnya, Senin (13/8). Menurut stasiun penyiaran negara IRIB, Fateh Mobin telah sukses diuji coba dengan kemampuan menghantam target di darat dan laut.
‘'Sebagaimana janji kepada rakyat kami tercinta, kami akan terus berupaya meningkatkan kemampuan negara ini dan, tentu, setiap hari meningkatkan kemampuan misil kita,'' kata Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami sebagaimana dikutip Kantor Berita Tasnim.
Menurut Hatami, Fateh Mobin 100 persen buatan dalam negeri. Namun, rudal generasi baru ini dinyatakan sangat cepat, jitu, taktis, serta presisi. ‘'Yakinlah semakin besar tekanan dan perang psikologis terhadap negara besar Iran, kemauan kami memancu kemampuan pertahanan di segala bidang akan semakin bertambah,'' ujar Hatami menambahkan.
Tidak disebutkan daya jelajah rudal baru tersebut, tetapi versi sebelumnya oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS), AS, menyatakan sekitar 200-300 km. Kepada Fox News, beberapa pejabat AS menyebutkan rudal ‘'Fateh-110'' diuji coba saat latihan Angkatan Laut Iran di Selat Hormoz pekan lalu.
Latihan militer itu, kata seorang jenderal AS, bertujuan mengirimkan pesan bahwa Iran bisa sewaktu-waktu menutup jalur perairan vital bagi pengiriman minyak. Langkah ini bisa jadi mereka lakukan jika AS benar-benar menjatuhkan sanksi tahap berikutnya, 5 November, yang membidik sektor vital perminyakan Iran.
Pengenalan rudal baru Iran itu berlangsung di tengah ketegangan dengan AS menyusul penjatuhan sanksi kepada Iran, Selasa (7/8). Sanksi ini yang pertama dilakukan AS setelah mundur dari perjanjian nuklir Iran 2015 pada Mei lalu. Sanksi tahap pertama yang menyasar ketersediaan mata uang dolar AS serta beberapa industri penting, seperti automotif dan karpet, tidak mengacaukan ekonomi, tetapi semakin menambah tekanan krisis ekonomi Iran yang diperparah oleh kasus korupsi.
Program misil Iran sangat mencemaskan AS dan para sekutunya. Namun, Iran merasakannya vital sebagai benteng pertahanan diri di tengah kondisi wilayah yang terus bergolak.
Tak Ada Perang dan Negosiasi
Terkait ketegangan termutakhir dengan Washington, Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei menyatakan, tidak ada perang atau negosiasi dengan AS. ‘'Baru-baru ini para pejabat AS berbicara seenaknya tentang kami. Selain sanksi, mereka bicara soal perang dan negosiasi. ‘'Terkait ini, izinkanlah saya menyampaikan sedikit kata kepada rakyat: TIDAK ADA PERANG, TIDAK AKAN PULA KITA BERNEGOSIASI DENGAN AS,'' cuit Khamenei, Senin.
Spekulasi luas yang masih beredar, Iran akan dipaksa kembali ke meja perundingan pascamundurnya AS dari perjanjian nuklir yang ditindaklanjuti dengan penjatuhan sanksi. Namun, sebagaimana diucapkan Presiden Hassan Rouhani pekan lalu, Iran menolak apa pun usulan negosiasi seteloah AS melanggar komitmen seperti tertuang dalam perjanjian nuklir 2015.
Reportase : AFP | Solichin
Editor : Solichin M Awi