• Foto
  • Video
  • Indeks
Follow Us on Facebook Follow Us on Twitter Get Latest News From Us

Harian Nasional

Jumat, 22 Februari 2019 | 11:02 WIB



  • Terkini
  • Terpopuler
  • Terhenti di Piala Indonesia, Pemain Sriwijaya FC Diliburkan
  • BMKG Deteksi 54 Titik Panas di Riau
  • Tuan Rumah MotoGP 2021-2023, Penantian 22 Tahun
  • KPU Klaim Telah Tuntaskan DPTb
  • TKN-BPN Cegah Kecurangan Suara
  • Penanganan Sampah Jangan Parsial
  • Satgas Antimafia Sepak Bola Diminta Jaga Komitmen
  • Kepatuhan Kepala Daerah Diuji
  • Polisi Masih Selidiki Ledakan Mal Taman Anggrek
  • Optimalkan Layanan Terpadu Pekerja Migran
  • 17 Santri Ponpes Nurul Ikhlas Jadi Tersangka Pelaku Kekerasan
  • Lion Air Minimalkan Dampak Tergelincir JT 714
  • 'Mitmatch' Masih Jadi Masalah Pendidikan
  • KTM Kecam Honda karena Mendepak Pedrosa
  • Gempa 5,4 SR Guncang Kabupaten Jayapura
  • Peredaran Narkoba di Lapas Patut Diberantas
  • Senin, Satgas Anti Mafia Bola Panggil Joko Driyono sebagai Tersangka
  • Disuntik Rp 9,1 Triliun, Madrid Siap Bangun Kembali Bernabeu
  • Kemenhub Pastikan Lion Air JT 714 Lain Terbang
  • Penderita DBD di Tangerang Bertambah Jadi 159 Orang



  • Home /
  • Otomotif

Menanti RI Gelar Balap Dunia

Sabtu, 10 November 2018 10:00 WIB
Menanti RI Gelar Balap Dunia
Sirkuit Sentul. (ISTIMEWA )

BACA JUGA:

  • Sinergi Hadirkan MotoGP Indonesia
  • Ambisi Menyulap Sentul demi MotoGP
  • Tinton Soeprapto Terima Penghargaan dari Menpora

SILAKAN DIBAGI :

  • Tweet

Singapura dan Vietnam punya F1, Malaysia dan Thailand ada MotoGP. Kapan Indonesia merealisasikan mimpi sebagai tuan rumah balapan bergengsi dunia?

JAKARTA (HN) - Sejumlah negara Asia Tenggara semakin intensif menunjukkan minatnya menggelar event motorsport. Terbaru, Vietnam dilaporkan telah menjalani kontrak jangka panjang dengan Liberty Media, operator Formula 1 (F1), mulai 2020.

Kerja sama tersebut sekaligus menempatkan empat negara ASEAN sebagai tuan rumah seri balap dunia. F1 miliki Singapura dan Vietnam, sedangkan Malaysia serta Thailand menjadi kandang MotoGP. Lantas sejauh mana kesiapan Indonesia, yang sudah mengumbar janji menjadi tuan rumah MotoGP sejak 2016?

Dorna selaku operator MotoGP, sudah meninjau Sirkuit Internasional Sentul tiga tahun lalu dan bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Imam Nahrawi). Hingga kini rencana tersebut tak kunjung terealisasi. Berbeda dengan Vietnam, tak pernah terdengar kabarnya, tapi kesiapan mereka mampu menarik perhatian Liberty Media.

Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jeffrey JP mengatakan, sulit bagi Indonesia merealisasikan rencana tersebut. Alasannya karena belum ada sirkuit standar internasional, seperti alasan yang dikemukakan Dorna pada 2016. Meski Sirkuit Sentul memasang label internasional, masih perlu renovasi untuk menggelar balapan level MotoGP dan F1.

"Jika sudah memiliki itu, saya rasa akan mudah untuk perizinan ke FIA atau FIM," ucap Jeffrey, Jumat (9/11). "Sirkuit Sentul memang paling siap tapi trek dan beberapa fasilitas perlu renovasi dan dinaikkan levelnya. Sayangnya, Sirkuit Sentul tak bisa dana APBN karena itu milik swasta."

Pertengahan 2018, Presiden RI Joko Widodo sempat menyambangi Sirkuit Sentul. Presiden mendukung pengelola sirkuit yang ingin melanjutkan rencana MotoGP 2020. Dengan catatan, biaya renovasi tak menggunakan dana APBN.

Perlu diketahui, penetapan lokasi sirkuit yang bakal menjadi lintasan MotoGP pun sempat berubah-ubah. Setelah menolak Sentul, Kemenpora bahkan mengajukan Sumatera Selatan untuk membangun sirkuit internasional. Dijanjikan miliki investor, toh hingga kini belum ada pembangunan lintasan di Bumi Sriwijaya.

CEO Sirkuit Sentul Tinton Suprapto mengatakan sulit merealisasikan rencana tersebut tanpa dukungan pemerintah. Menurutnya, pemerintah perlu mengubah pandangan dan menjadikan penyelenggaraan ini sebagai hajatan bersama.

"Mengapa negara lain mampu melakukannya, itu karena negaranya (pemerintah) merasa punya hajatan atas event tersebut. Namun, di Indonesia, negaranya tidak berencana memiliki hajat tersebut. Jadi harus murni swasta. Sementara itu tidak mungkin bisa tanpa pengakuan pemerintah," ujar Tinton kepada HARIAN NASIONAL.

Menurutnya, pemerintah harus mengumpulkan seluruh pihak. Artinya tidak cukup hanya mengandalkan satu investor saja. "Lebih baik fokus pada satu sirkuit yang sudah tersedia untuk dikembangkan. Setelah berkembang baru dibuat di daerah lainnya. Sebab, biaya pembuatan sirkuit tidak sedikit," kata Tinton.

Terpisah, Sekretaris Kemenpora (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto menyebutkan, pemerintah saat ini belum mendapat laporan terbaru mengenai rencana pembangunan sirkuit di Indonesia. Ia menjelaskan, pemerintah siap memberikan dukungan kalau ada investor.

"Kami tetap membuka peluang (siapa pun) menggelar MotoGp. Namun, tergantung ada tidaknya investor. Kami sedang fokus ke hal lain. Namun, jika ada investor bersedia, kami akan menerimanya," kata Gatot.

Reportase : Alvin Tamba
Editor : Brigitha Sesilya

KATEGORI

  • Polhukam
  • Global
  • Kesra
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Travel & Lifestyle
  • Sosok
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sainstek/Kesehatan
  • Opini & Kolom
  • Liputan Khusus
  • Foto
  • Indeks

Dapatkan newsletter update berita setiap hari dengan menyertakan E-Mail Anda.



PT. BERITA NASIONAL
Jl. Teuku Cik Ditiro 77 Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp : 021-315 2699
E-Mail Redaksi :
redaksi@harian-nasional.com
Info Pemasangan Iklan :
iklan@harian-nasional.com

  • Polhukam
  • Global
  • Kesra
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Travel & Lifestyle
  • Sosok
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sainstek/Kesehatan
  • Opini & Kolom
  • Liputan Khusus
  • Foto
  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Karir
  • Pedoman Media Siber
  • Lihat Versi Mobile

Copyright 2018 © Harian Nasional. Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.