• Foto
  • Video
  • Indeks
Follow Us on Facebook Follow Us on Twitter Get Latest News From Us

Harian Nasional

Jumat, 22 Februari 2019 | 11:20 WIB



  • Terkini
  • Terpopuler
  • Terhenti di Piala Indonesia, Pemain Sriwijaya FC Diliburkan
  • BMKG Deteksi 54 Titik Panas di Riau
  • Tuan Rumah MotoGP 2021-2023, Penantian 22 Tahun
  • KPU Klaim Telah Tuntaskan DPTb
  • TKN-BPN Cegah Kecurangan Suara
  • Penanganan Sampah Jangan Parsial
  • Satgas Antimafia Sepak Bola Diminta Jaga Komitmen
  • Kepatuhan Kepala Daerah Diuji
  • Polisi Masih Selidiki Ledakan Mal Taman Anggrek
  • Optimalkan Layanan Terpadu Pekerja Migran
  • 17 Santri Ponpes Nurul Ikhlas Jadi Tersangka Pelaku Kekerasan
  • Lion Air Minimalkan Dampak Tergelincir JT 714
  • 'Mitmatch' Masih Jadi Masalah Pendidikan
  • KTM Kecam Honda karena Mendepak Pedrosa
  • Gempa 5,4 SR Guncang Kabupaten Jayapura
  • Peredaran Narkoba di Lapas Patut Diberantas
  • Senin, Satgas Anti Mafia Bola Panggil Joko Driyono sebagai Tersangka
  • Disuntik Rp 9,1 Triliun, Madrid Siap Bangun Kembali Bernabeu
  • Kemenhub Pastikan Lion Air JT 714 Lain Terbang
  • Penderita DBD di Tangerang Bertambah Jadi 159 Orang



  • Home /
  • Sainstek/Kesehatan

Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik

Kamis, 15 November 2018 23:17 WIB
Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik
ILUSTRASI (savingourfuture.com)

SILAKAN DIBAGI :

  • Tweet

JAKARTA (HN) - Masyarakat diingatkan agar tidak membeli obat berulang secara mandiri tanpa resep dari dokter. Peringatan itu disampaikan karena tak sedikit anggota masyarakat membeli obat yang sama yang pernah diresepkan dokter ke apotek secara mandiri tanpa berkonsultasi lagi ke dokter.

"Mengulang resep dari dokter karena keluhan penyakit yang sama, itu tidak boleh. Bisa jadi pada obat tersebut ada antibiotiknya," kata dr Erni Juwita Nelwan Ph.D, Sp.PD-KPTI, konsultan penyakit tropik infeksi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta, Kamis (15/11). "Mengulang resep antibiotika tidak boleh," ia menambahkan.

Erni mengingatkan kepada masyarakat agar tidak sembarang mengonsumsi antibiotik atau bahkan meminta dokter meresepkannya. Penggunaan antibiotik secara tidak rasional bisa membuat bakteri resisten terhadap antibiotik sehingga penyakit lebih sulit disembuhkan.

"Harus edukasi masyarakat bahwa antibiotika bukan obat batuk, bukan obat lemas, bukan obat sakit kepala. Antibiotika diberikan kalau kita ada infeksi bakteri," kata Erni, dikutip Antara. "Kalau diberikan obat antibiotik oleh dokter, harus diminum sampai habis. Jangan ketika merasa sudah baik lalu berhenti minum."

Erni menerangkan, obat antibiotik hanya diberikan apabila pasien mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan diare yang disebabkan oleh parasit tidak memerlukan antibiotik karena bukan infeksi bakteri penyebabnya.

Erni menjelaskan, antibiotik obat keras yang tidak boleh dijual bebas. Mestinya hanya bisa dibeli berdasarkan resep dari dokter.

Reportase : Burhanuddin
Editor : Burhanuddin

KATEGORI

  • Polhukam
  • Global
  • Kesra
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Travel & Lifestyle
  • Sosok
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sainstek/Kesehatan
  • Opini & Kolom
  • Liputan Khusus
  • Foto
  • Indeks

Dapatkan newsletter update berita setiap hari dengan menyertakan E-Mail Anda.



PT. BERITA NASIONAL
Jl. Teuku Cik Ditiro 77 Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp : 021-315 2699
E-Mail Redaksi :
redaksi@harian-nasional.com
Info Pemasangan Iklan :
iklan@harian-nasional.com

  • Polhukam
  • Global
  • Kesra
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Travel & Lifestyle
  • Sosok
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sainstek/Kesehatan
  • Opini & Kolom
  • Liputan Khusus
  • Foto
  • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Karir
  • Pedoman Media Siber
  • Lihat Versi Mobile

Copyright 2018 © Harian Nasional. Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.