Agenda Molor, Klub Dipaksa Siap Tekor

Pesepak bola Persija Alves De Oliveira (tengah) menyundul bola mendahului dua pesepak bola Persipura saat Liga 1 di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (25/5). (ANTARA FOTO | AKBAR NUGROHO GUMAY )
Liga 1 2019 baru bisa bergulir setelah Pemilu Serentak.
JAKARTA (HN) - Kekacauan jadwal pertandingan yang terjadi di Liga 1 2018 bakal terulang musim depan. PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator, memastikan kompetisi 2019 baru bergulir setelah Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019.
Dengan begitu, kemungkinan besar kickoff Liga 1 2019 baru dilakukan akhir April, mengingat Pemilu Serentak digelar pada 17 April. Artinya, 18 klub peserta beristirahat sekitar empat bulan.
"Musim depan kami dihadapkan dengan kendala. Agenda timnas mungkin tidak terlalu banyak seperti tahun ini, tapi tahun depan ada Pemilu. Setiap tahun pasti ada saja masalahnya," kata Direktur Operasional PT LIB Tigorshalom Boboy kepada HARIAN NASIONAL, Kamis (29/11).
"Pastinya kami akan memulai kompetisi setelah Pilpres, tidak mungkin kami mulai sebelum itu, terlalu berisiko."
Menanggapi hal tersebut, Pelatih PS TIRA Nil Maizar mengakui jika akhir April 2019 adalah waktu yang paling ideal memulai liga. Meski begitu, eks pelatih Timnas Indonesia ini tidak menutup mata apabila keterlambatan dimulainya kompetisi yang mencapai empat bulan bisa membuat klub tekor.
"Saya kira mau tidak mau harus dilaksanakan pada periode itu. Namun, buat klub pasti harus mengeluarkan operasional lebih untuk latihan, uji coba, dan sebagainya," kata lelaki berusia 48 tahun itu, Jumat (30/11).
"Dua bulan tidak kumpul saja bisa berpengaruh, dan pelatih tidak bisa selamanya mengontrol pemain, apa yang mereka lakukan di luar tim, masih latihan atau tidak."
Manajer Bhayangkara FC Sumardji juga memaklumi apabila kompetisi musim depan molor lagi. Namun, ia meminta PT LIB dapat mengatur agenda pertandingan dengan baik. Sehingga nantinya tidak ada lagi penundaan seperti yang terjadi musim ini.
"Bagi kami tidak ada masalah, mengingat itu bertepatan dengan pesta demokrasi. Ini juga masalah keamanan. Namun, kalau mulainya sudah mundur jauh, jangan sampai ada yang ditunda-tunda lagi," ujar Sumardji.
Jika agenda bukan persoalan utama, beda halnya dengan perangkat pertandingan. Menurut Sumardji, wasit dan tim penugasan wasit menjadi masalah nomor satu yang perlu direformasi. Ia menilai hanya sebagian kecil dari para pengadil lapangan yang memiliki integritas.
"Ibaratnya, kami minta supaya fair play saja harus berdarah-darah. Memang dari awal sampai pekan ke-15 masih bagus, tapi setelah itu memble semua. Saya tidak takut bicara ini, memang faktanya seperti itu. Menurut saya, hanya sebagian kecil wasit yang punya integritas," tutur Sumardji.
"Saya sudah malas untuk protes. Kalau kami mengajukan protes juga repot, banding dan segala macamnya harus keluar duit."
Pekan 33 - Liga 1 2018
Hasil, Jumat (30/11)
Sriwijaya 3-1 Mitra Kukar
Barito Putera 1-0 Borneo
Agenda, Sabtu (1/12)
Perseru Serui 13:30 Madura UnitedPersela 15.30 Persib Bandung
PSIS Semarang 15.30 Persipura
PSMS Medan 18.30 Persebaya
Minggu (2/12)
PS Tira 15.30 Arema FCBali United 18.30 Persija Jakarta
Reportase : Annas Furqon Hakim
Editor : Brigitha Sesilya