Merintis Jalan ke Sekolah Favorit

Salah satu ruangan yang disterilisasi untuk Ujian Nasional di SMP Negeri 11 Jakarta, Minggu (21/4). (HARIAN NASIONAL | RIDSHA VIMANDA )
Hari ini, siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Tanah Air mulai mengikuti Ujian Nasional (UN). Pelaksanaan UN kerap masih menjadi momok menakutkan. Namun, bagi Syinda Khartika Putri (15), meski menjadi momok menakutkan, UN merupakan peluang untuk merintis jalan menuju sekolah favorit.
"Nilai UN katanya penting juga biar masuk seleksi sekolah favorit. Orangtua berpesan agar saya bisa masuk ke sekolah negeri favorit," kata Syinda saat ditemui HARIAN NASIONAL di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (21/4).
Syinda saat ini duduk di bangku kelas IX SMP Negeri (SMPN) 17, Jakarta Pusat. Dia mengaku sudah meningkatkan frekuensi belajar yang diiringi ibadah serta doa. Hal ini, kata Syinda, juga tidak terlepas dari nasihat kedua orangtuanya.
"Ibu-bapak memberitahu sudah masuk masa akhir di SMP, rajin-rajin ibadah, banyak belajar dan kurangi bermain," tutur Syinda.
Dia mengaku sudah mempersiapkan diri secara maksimal. Mulai dari terus membaca bahan pelajaran, latihan soal, hingga belajar berdasarkan referensi di internet.
Selama empat hari UN SMP, Syinda berharap, bisa melewati semua mata pelajaran yang diujikan tanpa kendala.
Sedangkan, Salsabilla Putri (15), siswi SMPN 265, Jakarta Selatan, tetap optimistis mampu mengerjakan materi soal UN dengan lancar. Bagi Salsabila, soal UN Bahasa Indonesia tidak terlalu sulit. Dia justru kawatir dengan soal UN Matematika yang akan diujikan pada Selasa (23/4) besok.
"Soal Matematika yang kemungkinan soal-soalnya sulit. Tapi itu akan saya jadikan tantangan," tutur dia.
Terkait ibadah dan doa, Putri menyatakan, kedua upaya ini menjadi hal utama yang dilakukan. Pasalnya, berdoa dan beribadah dianggapnya bisa membawa kemudahan dalam mengerjakan soal-soal yang diujikan pada saat UN.
"Shalat dan berdoa itu pasti dilakukan. Saat USBN saja, ada beberapa soal yang saya sempat lupa, tapi saya terus berdoa tiba-tiba pelajaran yang sudah dipelajari ingat," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala SMPN 11 Jakarta Selatan, Gunawan menyebut, sekolah yang dipimpinnya menyediakan lebih dari 13 komputer cadangan untuk para muridnya. Dia mengaku, UNBK menggunakan laptop siswa dan siswi sebanyak 228 unit.
"Ada delapan ruangan ujian, satu kelas itu ada 34-36 siswa-siswi. Kami tetap menyediakan komputer cadangan karena bisa saja kepunyaan murid tiba-tiba bermasalah," ucap Gunawan.
Menyoal persiapan, Gunawan meyakini, sekolahnya siap menggelar UNBK. Dia menyatakan, delapan jaringan server telah disiapkan, termasuk satu lainnya untuk cadangan. Hal ini untuk mengantisipasi kendala yang tidak diinginkan saat pelaksanaan UNBK.
"Kami selalu mengupayakan antisipasi tentang hal yang akan menjadi kendala, dari server sampai soal listrik kami kordinasikan terus ke PLN," papar Gunawan.
Proktor di SMPN 19 Jakarta, Dadi Ardiansyah menyatakan, tidak ada kendala berarti saat pelaksaan UNBK. Dia meneyebut, persiapan yang dilakukan sudah cukup maksimal, mulai dari server, kelistrikan, hingga perangkat komputer.
"Ada 359 murid yang mengikuti UNBK. Kami sediakan juga 40 laptop, selebihnya dari murid. Soal server kami siapkan 10 unit, dua untuk cadangan. Jadi hingga hari ini (kemarin) tidak ada kendala," papar dia.
Dadi menambahkan, sekolahnya juga mengerjakan perbaikan minor untuk memberikan kenyamanan kepada siswa maupun siswi. "Agar murid ujian dengan kondisi nyaman."
Reportase : Ridsha Vimanda Nasution
Editor : Aria Triyudha