Puncak Karier Sarri

Maurizio Sarri. (AFP | FILES)
Pelatih 60 tahun itu pulang ke Italia karena ada klub penting yang menginginkannya.
TURIN (HN) - Sudah 20 tim Maurizio Sarri nakhodai. Namun, pengangkatannya sebagai allenatore Juventus merupakan puncak karier manajerialnya selama 30 tahun.
Petualangan pelatih 60 tahun itu memang tak perlu diragukan. Namun, dari 20 tim yang pernah ia latih, hanya Juventus, Chelsea, dan Napoli yang bisa dibilang paling prestise. Puncak kariernya datang ketika meninggalkan The Blues, beralih ke pangkuan Nyonya Tua.
"Tawaran Juve, tim paling penting di Italia, puncak karier yang sangat panjang, yang selama 80 persen waktunya cukup sulit," kata Sarri ketika konferensi pers di Stadion Allianz, Turin, seperti dilansir AFP, Kamis (20/6).
Ihwal "gaya" kepelatihan Juventus, mengenakan setelan jas dan dasi, Sarri belum berkomunikasi dengan klub. Sarri biasanya lebih senang menggunakan kaus dan celana panjang biasa.
"Saya lebih suka tidak memakai jas dan dasi di lapangan. Yang penting, pada usia saya, mereka tidak mengirim saya telanjang ke lapangan," ujarnya bercanda.
Meskipun memiliki catatan kepelatihan panjang, Sarri baru bisa mengangkat trofi pertama ketika membawa Chelsea menjuarai Liga Europa, bulan lalu.
Kendati demikian, grafik Sarri terus meningkat. Ia memulai petualangan dari klub antah berantah, lalu merangkak ke Seri A, hingga dipercaya tinggal di London, Inggris. "Secara bertahap, sudah selangkah demi selangkah, proses yang sangat panjang."
Chelsea menjadi satu-satunya tim di luar Italia yang ia latih. Meski berhasil membawa The Blues menjuarai Liga Europa, plus finis di urutan ketiga Liga Primer, penggemar dan klub tak memberikannya cinta.
"Liga Primer pengalaman hebat, tetapi di paruh kedua (musim lalu), saya merasakan kebutuhan profesional dan pribadi untuk kembali ke Italia," katanya. "Saya memutuskan untuk kembali ke Italia karena klub yang sangat penting menginginkan saya."
Di Turin, Sarri tentu saja dibebankan target. Yang paling kentara, yakni Liga Champions. Andai gagal, apa yang terjadi dengan Massimiliano Allegri berpotensi menimpanya.
"Kami memilih Maurizio karena dia pelatih terbaik untuk Juventus saat ini, sama seperti Allegri lima tahun lalu dan (Antonio) Conte tiga tahun sebelumnya," kata Direktur Olahraga Juventus Fabio Paratici.
Reportase : Ahmad Reza S
Editor : Ahmad Reza S