Bekal 'Elang Super' Muda

Pelatih Nigeria Gernot Rohr. (AFP | GIUSEPPE CACACE )
KAIRO (HN) -
"Saya pikir mereka terorganisasi dengan baik, sebaliknya kami tidak menemukan solusi karena tekanan sangat kuat."
Nigeria berpeluang membawa perunggu. Mereka akan bersua Tunisia dalam perebutan tempat ketiga, 18 Juli.
Ighalo berpeluang membawa pulang penghargaan pribadi. Kini, ia bertengger di pucuk top scorer dengan torehan empat gol. Penyerang Shanghai Greenland Shenhua ini unggul satu gol dari Riyad Mahrez dan Adam Ounas (Aljazair), plus Sadio Mane (Senegal).
Pelatih Nigeria Gernot Rohr menilai timnya kalah kualitas usai takluk 1-2 lawan Aljazair di semifinal Piala Afrika 2019, Senin (15/7) dini hari WIB. Meski demikian, capaian turnamen ini menjadi bekal berharga pemain muda Elang Super.
"Kami harus bekerja lebih banyak, skuad kami masih muda. Lini tengah adalah yang termuda, ada Ndidi, Etebo, dan Iwobi. Mereka harus belajar secara taktik, mereka perlu berkomunikasi lebih baik," ujar Rohr seperti dikutip All Nigeria Soccer, Senin (15/7).
Rohr mengakui pergerakan dua sayapnya Ahmed Musa dan Samuel Chukwueze berhasil diredam. Intensitas tekanan Aljazair juga memaksa Elang Super tidak bisa menemukan ritme permainannya.
Penyerang Aljazair Baghdad Bounedjah mampu merepotkan jantung pertahanan Nigeria. Tak heran bek William Troost-Ekong melakukan gol bunuh diri pada menit 40.
"Aljazair memiliki tekanan lebih banyak dibandingkan kami, terutama di babak pertama. Lini tengah mereka mendapat beberapa situasi bagus, sedangkan kami menghadapi masalah di area pertahanan," kata Rohr.
Penyerang Nigeria Odion Ighalo menilai bentrokan lawan Aljazair menjadi yang terberat di Piala Afrika 2019. Ia pun meminta maaf kepada penggemar karena gagal melangkah ke final. Namun, menurutnya, perjuangan Elang Super belum berakhir.
"Saya ingin memberitahu mereka (fans), kami menyesal. Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi itu tidak cukup," kata Ighalo.
Reportase : Alvin Tamba
Editor : Ahmad Reza S