Berantas Buta Aksara lewat Pendekatan Khusus

Kegiatan Hari Aksara Internasional. (HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN)
JAKARTA (HN) -
Sebab, dia menyebut, enam provinsi dengan angka buta aksara tinggi belum sepenuhnya memiliki komitmen tersebut.
Upaya pendekatan secara khusus akan dijadikan strategi pemerintah dalam memberantas buta aksara di Indonesia.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2018, jumlah penduduk buta aksara di Indonesia mencapai 3,29 juta orang atau 1,93 persen dari total populasi penduduk di Indonesia.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Abdul Kahar menjelaskan, contoh konkret pendekatan khusus itu di antaranya menyangkut aktivitas mata pencarian penduduk.
"Misalnya, seorang tukang kayu ingin diajarkan cara menulis dan membaca, maka pertukangan bisa dijadikan media, " kata Abdul usai jumpa pers jelang Peringatan Hari Aksara Internasional Ke-54, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (29/8).
Menurut dia, pendekatan semacam itu akan memastikan tentang tahap awal tatacara menyampaikan penerapan menulis dan membaca dikaitkan dengan kegiatan pertukangan kayu. Abdul melanjutkan, pihak yang membantu Kemendikbud di lapangan juga akan berupaya melakukan berbagai cara terkait pemberantasan buta aksara, baik melalui pendekatan budaya, bahasa lokal, maupun aspek lain sesuai daya tarik di suatu daerah.
Sejauh ini, kata Abdul menambahkan, pemberantasan buta aksara fokus menyasar 6 provinsi yaitu Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat. Keenam provinsi ini merupakan daerah dengan angka buta aksara tinggi. Salah satu persoalan yang masih mengemuka terkait pendekatan dengan Komunitas Adat Terpencil.
" Pendekatan harus lebih spesifik, karena banyaknya penyesuaian yang harus dipenuhi sesuai keinginan mereka," ujar Abdul.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Harris Iskandar mengatakan, pemerintah terus berupaya menekan angka penderita buta aksara.
"Kami ada program multiaksara. Program ini erus mendorong para penderita buta aksara agar mereka terus membaca. Ini sama halnya dengan gerakan Indonesia membaca," kata Harris.
Harris mengingatkan, program ini sejatinya dapat berjalan maksimal apabila pemerintah daerah (pemda) terus memiliki komitmen yang sama yaitu, menuntaskan penderita buta aksara.
"Karena itu, pada peringatan Hari Aksara Internasional di Makassar 5-8 September 2019 dapat mendorong setiap daerah memiliki komitmen dan bersungguh-sungguh. Intinya, program multiaksara jangan dianggap enteng," tutur Harris.
Harris menambahkan, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan berhasil memperkecil angka buta aksara di Indonesia.
Reportase : Choirun Iman | Ridsha Vimanda Nasution
Editor : Aria Triyudha