Infrastruktur Destinasi Wisata Dipacu

Danau Toba. (DODY WIRASETO)
JAKARTA (HN) -
Dalam Rencana Kerja Tahun 2020, Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini sebesar 17,5 juta orang dan pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 308 juta perjalanan dengan target penerimaan devisa US$ 20 juta. Tahun 2020, target kunjungan wisman 18,5 juta orang dan 310 juta pergerakan wisatawan nusantara serta target penerimaan devisa US$ 19 - 21 juta.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengalokasikan anggaran Rp 2,953 triliun untuk pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas pada 2019-2020, yakni Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika Lombok dan Komodo, Labuan Bajo, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Likupang, Sulawesi Utara.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut sebagai wujud dukungan Kemenhub. "Setelah dapat arahan Presiden, saya dedikasikan anggarannya. Untuk alokasi anggaran, ada yang memang sudah dianggarkan, ada juga yang kita efisiensi pada program lain untuk dialihkan mendukung program pariwisata ini," ujar Budi di Jakarta, Selasa (10/9).
Menurut dia, Kemenhub akan mengalokasikan Rp 353,99 miliar tahun ini dan Rp 2,6 triliun tahun depan untuk mengembangkan lima destinasi pariwisata super prioritas tersebut.
Dukungan yang dapat diberikan Kemenhub, di antaranya pemberian layanan subsidi operasional angkutan antarmoda dan angkutan penyeberangan, pengadaan fasilitas perlengkapan keselamatan jalan, pembangunan dermaga danau pada kawasan pariwisata, dan pembangunan kapal Ro-Ro dan bus air.
Selain itu, pembangunan jalur KA menuju kawasan pariwisata, reaktivasi jalur kereta pariwisata, dan Konektivitas jaringan kereta api dan menuju ke bandara. Di transportasi laut, perlu perpanjangan dermaga dan pengerukan kedalaman alur agar kapal cruise dapat bersandar dan pemberlakuan Terminal Pelabuhan Laut pada destinasi pariwisata untuk terminal penumpang laut dan tidak bercampur dengan terminal angkutan barang.
Di transportasi udara, dengan perpanjangan runway dan apron untuk dapat didarati pesawat narrow body (sekelas B-737), membuka jalur penerbangan internasional, dan peningkatan konektivitas rute dari dan menuju ke lokasi pariwisata.
Menurut dia, kebijakan tersebut diturunkan dalam berbagai kegiatan prioritas untuk mendukung destinasi pariwisata terjangkau, baik dari sisi keterjangkauan wilayah maupun harga.
"Contohnya daerah yang mengalami aksesibilitas seperti di Yogya, kita adakan kereta api, kita investasi Rp 1 triliun kereta api ke bandara. Sekarang ini waktu tempuh 1,5 jam, kita mau kurang dari 1 jam," ujar Budi.
Reportase : Dian Riski Rosmayanti
Editor : Didik Purwanto