Dipengaruhi Potensi Pemangkasan Bunga AS, Pelemahan Rupiah Tertahan

ilustrasi (ANTARA FOTO | AKBAR NUGROHO GUMAY)
JAKARTA (HN) - Pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (11/9) sore ini cenderung tertahan dipengaruhi potensi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (the Fed).
“The Fed terbuka kemungkinan untuk kembali memangkas suku bunganya, itu menjadi salah satu faktor yang menahan tekanan rupiah,” kata analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Terpantau, pergerakan rupiah pada Rabu sore ini melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 14.060 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.050 per dolar AS.
Lukman mengatakan the Fed akan melakukan pertemuan pada bulan ini, pasar akan menyoroti kebijakan suku bunganya, terbukanya peluang penyelesaian negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China membuat pasar berspekulasi the Fed akan memangkas suku bunga dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi AS.
“Perekonomian AS cukup terdampak karena konflik dagang dengan China, itu ditunjukkan data tenaga kerja AS yang di bawah konsensus,” katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan, keinginan Amerika Serikat dan China untuk duduk bersama-sama agar mendapatkan penyelesaian dari pertikaian dagang yang sudah berlangsung cukup lama membuat arus dana mulai masuk ke pasar negara berkembang.
“Kondisi itu membuat apresiasi dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia cenderung terbatas, termasuk rupiah. Mengindikasikan pelaku pasar sudah beralih dan masuk ke aset berisiko,” katanya.
Ia mengatakan, AS dan China sudah menjadwalkan pertemuan tingkat menteri untuk mendapatkan kesepakatan dagang di awal Oktober 2019. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.063 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.031 per dolar AS.
“The Fed terbuka kemungkinan untuk kembali memangkas suku bunganya, itu menjadi salah satu faktor yang menahan tekanan rupiah,” kata analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Terpantau, pergerakan rupiah pada Rabu sore ini melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 14.060 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.050 per dolar AS.
Lukman mengatakan the Fed akan melakukan pertemuan pada bulan ini, pasar akan menyoroti kebijakan suku bunganya, terbukanya peluang penyelesaian negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China membuat pasar berspekulasi the Fed akan memangkas suku bunga dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi AS.
“Perekonomian AS cukup terdampak karena konflik dagang dengan China, itu ditunjukkan data tenaga kerja AS yang di bawah konsensus,” katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan, keinginan Amerika Serikat dan China untuk duduk bersama-sama agar mendapatkan penyelesaian dari pertikaian dagang yang sudah berlangsung cukup lama membuat arus dana mulai masuk ke pasar negara berkembang.
“Kondisi itu membuat apresiasi dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia cenderung terbatas, termasuk rupiah. Mengindikasikan pelaku pasar sudah beralih dan masuk ke aset berisiko,” katanya.
Ia mengatakan, AS dan China sudah menjadwalkan pertemuan tingkat menteri untuk mendapatkan kesepakatan dagang di awal Oktober 2019. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.063 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.031 per dolar AS.
Reportase : ANTARA
Editor : Fifia A Himawan