Kualitas Udara Sampit Berbahaya

"Kami meminta masyarakat menggunakan masker dan menghindari aktivitas di luar ruangan karena asap beberapa hari ini kembali pekat dan rawan mengganggu kesehatan," kata Kepala Dinkes Kotawaringin Timur Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Kamis (12/9).
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kotawaringin Timur Kamis pukul 12.45 WIB menunjukkan kualitas udara Sampit masuk kategori berbahaya dengan kadar indeks standar pencemaran udara 384,11 mikrogram per meter kubik.
Data Dinkes Kotawaringin Timur menyebut, jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada Agustus lalu 3.625 kasus dengan sebaran terbanyak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang. Dua kecamatan ini memang banyak terdapat kebakaran lahan. Sementara jumlah kasus ISPA pada September ini masih didata dan segera disampaikan.
Namun, Faisal memperkirakan jumlahnya meningkat karena kebakaran lahan kembali marak sehingga menimbulkan asap, khususnya di kawasan Kota Sampit. Ia mengimbau masyarakat yang membutuhkan masker untuk mengambil ke puskesmas terdekat. Jika diperlukan dalam jumlah banyak, bisa disampaikan ke Dinas Kesehatan.
Di Kota Pekanbaru, Riau, kabut asap karhutla makin pekat pada Kamis pagi sehingga membuat jarak pandang sempat turun drastis. "Jarak pandang menurun drastis dari pagi pukul tujuh 1.500 meter menjadi 700 meter pada pukul sembilan akibat kabut asap," ujar Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru Bibin Sulianto di Pekanbaru.
Asap berasal dari daerah-daerah sekitar Pekanbaru yang banyak terdapat titik api. Angin berembus dari tenggara dan selatan ke utara dengan kecepatan 10-20 km per jam. Asap di Pekanbaru banyak berasal dari kebakaran di daerah sekitar di bagian selatan, seperti Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Kondisi tersebut juga diperburuk asap kiriman dari provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Sementara di Palembang, Sumsel, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Widodo minta tenaga pengajar untuk tidak melakukan kegiatan di luar kelas. "Sekarang ini sudah terjadi kabut sehingga bila ada asap kegiatan belajar di luar kelas ditiadakan," katanya.
Imbauan tersebut sebagai upaya mengantisipasi agar siswa tidak terkena dampak kabut asap yang dapat menggangu kesehatan. Beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan sudah mengeluarkan surat edaran terkait arahan untuk sekolah saat kabut asap pekat. Namun, hingga kini hampir semua SMA di Sumsel rata-rata masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan jam normal.