Kebakaran Hutan dan Lahan
Enam Provinsi Waspada Penurunan Kualitas Udara

Kemarin, suhu udara di beberapa kabupaten di Riau berkisar antara 23-36 derajat Celcius. Konsentrasi PM10 di Pekanbaru pada Rabu siang pukul 12.00 WIB berada di tingkat sangat tidak sehat yakni sebesar 289,71, sementara pada pukul 14.00 WIB konsentrasi PM10 turun sedikit ke angka 239,18.
Kabut asap karhutla di Kota Pekanbaru pada Rabu pagi makin pekat membuat jarak pandang turun drastis hanya 500 meter. "Di Pekanbaru (jarak pandang) 500 meter, smoke (asap)," ujar Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru Bibin Sulianto di Pekanbaru.
Kondisi serupa terjadi di Kota Dumai dengan jarak pandang turun ke 700 meter, sedangkan di Rengat dan Pelalawan kondisinya lebih buruk karena jarak pandang di dua kota itu hanya 400 meter.
Asap di Pekanbaru berasal dari daerah sekitar karena terbawa angin dari arah tenggara dan selatan. Satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB mendeteksi 334 titik panas (hot spot) di Riau. Lokasi paling banyak di Kabupaten Rokan Hilir 97 titik, Pelalawan 93 titik, Indragiri Hulu 52 titik, Indragiri Hilir 46 titik, Kampar 18 titik, Kota Dumai 14 titik, Bengkalis 10 titik, Kuansing 3 titik, dan Rokan Hulu ada 1 titik panas.
BMKG juga mengimbau masyarakat di Sumatera Selatan waspada penurunan kualitas udara akibat sebaran asap. Kondisi cuaca di wilayah itu pada Kamis (19/9) dini hari diperkirakan berasap tebal dengan suhu udara berkisar antara 23-35 derajat Celcius.
Begitu pula di Jambi, BMKG mengingatkan masyarakat mewaspadai penurunan jarak pandang serta polusi udara akibat karhutla. Sejumlah kawasan yang diselimuti asap pada Rabu malam antara lain Bulian, Jambi, Kuala Tungkal, Sabak, Sakernan, dan Tebo.
Sementara di Kalimantan Barat, BMKG memprakirakan seluruh wilayah diselimuti kabut asap dengan suhu udara pada malam hari berkisar antara 22-36 derajat Celcius. Di Kalimantan Selatan, kabut asap diperkirakan menyelimuti hampir seluruh wilayah pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. Pemerintah Kota Palangka Raya telah menetapkan status tanggap darurat karhutla selama 15 hari melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota Palangka Raya Nomor 188.45/435/2019 dan berlaku mulai 16-30 September.
Secara umum, kata Siswanto, konsentrasi partikulat atau debu polusi mencapai titik maksimum pada pagi hari, berkaitan dengan lapisan inversi yang terbentuk ketika matahari baru terbit. "Hal itu menjadikan udara tertahan dan cenderung turun, konsentrasi partikulat atau debu-debu partikel itu lebih dekat dengan permukaan sehingga terukur di alat sangat tinggi. Ketika siang biasanya berkurang sedikit disebabkan pengembangan massa udara akibat pemanasan permukaan karena matahari."