Suksesi Ketua Umum MUI Digelar 2020

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi ditemui di ruang kerjanya, Gedung MUI, Jakarta, Selasa (5/11/2019). (ANTARA NEWS | ANOM PRIHANTORO )
JAKARTA (HN) - Suksesi ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan digelar pada pertengahan 2020 melalui Musyawarah Nasional (Munas) MUI.
"Seiring dengan dilantiknya KH Ma'ruf Amin menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo, kini sudah nonaktif sebagai Ketua Umum MUI. Meski begitu, tidak ada upaya untuk menunjuk ketum baru sampai dilaksanakan Munas 2020," kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi, di Jakarta, kutip Antara, Selasa (5/11).
Menurut Zainut Tauhid, yang juga Wakil Menteri Agama, meski ada kekosongan posisi ketum Majelis Ulama Indonesia, organisasi tetap berjalan sebagaimana biasa karena ada pola kepemimpinan kolektif kolegial yang dijalankan waketum MUI.
Meski Musyawarah Nasional sudah dijadwalkan pada 2020, Zainut menjelaskan, MUI belum menentukan tanggal pasti pelaksanaan Munas.
"Kalau sesuai jadwal itu bulan Agustus. Apakah nanti maju atau mundur kami akan membicarakan kembali di rapat pimpinan," katanya.
Zainut mengatakan, hingga saat ini belum ada nama calon ketua umum dan masih banyak yang berpeluang memimpin MUI.
"Kandidat kuatnya semua punya peluang jadi ketum, kami memiliki mekanisme di MUI itu melalui formatur, formatur itu semacam 'ahlul wali wal afdi' yaitu menentukan tentang pertama, siapa yang dipilih jadi ketum, kemudian diberi kewenangan untuk menyusun dewan pimpinan harian," katanya.
Sekjen Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menambahkan, saat ini tidak dilakukan perombakan ketua umum MUI meski sudah ada sejumlah fungsionaris yang mengemban jabatan baru. Misalnya KH Ma'ruf Amin selaku ketua umum MUI kini sudah tidak aktif karena menjabat posisi wakil presiden.
Menurut dia, kepemimpinan MUI sifatnya kolektif kolegial yang tidak tergantung pada salah satu sosok. Ketika terdapat satu pengurus berhalangan maka tugasnya dapat dibantu oleh unsur struktur lain di MUI.
Dia mencontohkan di bawah struktur ketum MUI, terdapat dua waketum yang kini diemban Yunahar Ilyas dan Zainut Tauhid Saadi.
"Tugas Pak Yun dan Pak Zainut itu sudah ada pembagian tugasnya. Biasanya yang terkait keagamaan itu Pak Yunahar sementara yang tidak terkait itu Pak Zainut Tauhid," katanya.
Kesehatan terganggu
Anwar Abbas mengatakan, aktivitas Waketum MUI Yunahar Ilyas normal meski mengalami gangguan kesehatan sebagaimana harus melakukan cangkok ginjal.
"Posisinya beliau akan cangkok ginjal. Donaturnya sudah ada dan segala sesuatunya sudah dipersiapkan tinggal menunggu waktu kira-kira Desember ditangani RS Sardjito," kata Buya Anwar ditemui di Gedung MUI, Jakarta, Selasa.
Anwar yang juga merupakan pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Yunahar mengatakan transplantasi ginjal merupakan hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang di masa kini.
"Artinya, gangguan ginjal sudah dapat ditangani oleh teknologi medis sehingga tidak mengganggu aktivitas keseharian seseorang. Yunahar juga saat ini masih aktif dalam berbagai kegiatan termasuk mengurus organisasi dan mengisi pengajian," katanya.
"Profesor Yun sering hadir rapat. Tidak ada pergantian pengurus juga selama bisa melakukan tugasnya," katanya.
"Seiring dengan dilantiknya KH Ma'ruf Amin menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo, kini sudah nonaktif sebagai Ketua Umum MUI. Meski begitu, tidak ada upaya untuk menunjuk ketum baru sampai dilaksanakan Munas 2020," kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi, di Jakarta, kutip Antara, Selasa (5/11).
Menurut Zainut Tauhid, yang juga Wakil Menteri Agama, meski ada kekosongan posisi ketum Majelis Ulama Indonesia, organisasi tetap berjalan sebagaimana biasa karena ada pola kepemimpinan kolektif kolegial yang dijalankan waketum MUI.
Meski Musyawarah Nasional sudah dijadwalkan pada 2020, Zainut menjelaskan, MUI belum menentukan tanggal pasti pelaksanaan Munas.
"Kalau sesuai jadwal itu bulan Agustus. Apakah nanti maju atau mundur kami akan membicarakan kembali di rapat pimpinan," katanya.
Zainut mengatakan, hingga saat ini belum ada nama calon ketua umum dan masih banyak yang berpeluang memimpin MUI.
"Kandidat kuatnya semua punya peluang jadi ketum, kami memiliki mekanisme di MUI itu melalui formatur, formatur itu semacam 'ahlul wali wal afdi' yaitu menentukan tentang pertama, siapa yang dipilih jadi ketum, kemudian diberi kewenangan untuk menyusun dewan pimpinan harian," katanya.
Sekjen Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menambahkan, saat ini tidak dilakukan perombakan ketua umum MUI meski sudah ada sejumlah fungsionaris yang mengemban jabatan baru. Misalnya KH Ma'ruf Amin selaku ketua umum MUI kini sudah tidak aktif karena menjabat posisi wakil presiden.
Menurut dia, kepemimpinan MUI sifatnya kolektif kolegial yang tidak tergantung pada salah satu sosok. Ketika terdapat satu pengurus berhalangan maka tugasnya dapat dibantu oleh unsur struktur lain di MUI.
Dia mencontohkan di bawah struktur ketum MUI, terdapat dua waketum yang kini diemban Yunahar Ilyas dan Zainut Tauhid Saadi.
"Tugas Pak Yun dan Pak Zainut itu sudah ada pembagian tugasnya. Biasanya yang terkait keagamaan itu Pak Yunahar sementara yang tidak terkait itu Pak Zainut Tauhid," katanya.
Kesehatan terganggu
Anwar Abbas mengatakan, aktivitas Waketum MUI Yunahar Ilyas normal meski mengalami gangguan kesehatan sebagaimana harus melakukan cangkok ginjal.
"Posisinya beliau akan cangkok ginjal. Donaturnya sudah ada dan segala sesuatunya sudah dipersiapkan tinggal menunggu waktu kira-kira Desember ditangani RS Sardjito," kata Buya Anwar ditemui di Gedung MUI, Jakarta, Selasa.
Anwar yang juga merupakan pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Yunahar mengatakan transplantasi ginjal merupakan hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang di masa kini.
"Artinya, gangguan ginjal sudah dapat ditangani oleh teknologi medis sehingga tidak mengganggu aktivitas keseharian seseorang. Yunahar juga saat ini masih aktif dalam berbagai kegiatan termasuk mengurus organisasi dan mengisi pengajian," katanya.
"Profesor Yun sering hadir rapat. Tidak ada pergantian pengurus juga selama bisa melakukan tugasnya," katanya.
Reportase : Mulya Achdami
Editor : Mulya Achdami