Kenali Diabetes, ‘Ibu’ Berbagai Penyakit Degeneratif

ilustrasi (bbc.com)
JAKARTA (HN) - Banyak orang yang tidak menyadari dirinya mengidap diabetes. Hal itu dikatakan Konsultan Metabolik Endorik dr Fatimah Eliana Taufik di Jakarta, Rabu (13/11). Padahal, diabetes tidak memandang usia, bahkan anak-anak dibawah 10-12 tahun bisa mengidap penyakit mematikan ini.
“Diabetes adalah silent killer dan ibu dari segala berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, dan disfungsi ereksi,” kata Eliana.
Menurutnya, diabetes bisa menyerang siapa saja, dan bukan hanya disebabkan genetik yang diturunkan ayah atau ibu kepada anak-anaknya. Bagi orang yang tidak memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit ini, bisa dipicu oleh hidup tidak sehat seperti banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.
Eliana mengatakan, gejala diabetes dapat dideteksi sejak dini, melalu gejala-gejala yang ada, seperti banyak makan, namun berat badan menurun, sering merasa haus dan minum banyak, serta frekuensi buang kecil yang sering pada malam hari.
Jika, gejala ini sudah ada, kata dia, maka sebaiknya segera memeriksa gula darah, demi mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. “Penting untuk memeriksa kadar gula darah sekali setahun, khususnya bagi orang yang sudah berusia diatas 40 tahun. Selain itu, diabetes juga tidak memandang usia, bahkan anak-anak dibawah 10-12 tahun bisa mengidap penyakit ini.”
Eliana mengatakan, jika sudah mengidap diabetes atau telah mengetahui kadar gula darah tinggi, maka sudah seharusnya menerapkan gaya hidup sehat. “Nomor satu pengobatan diabetes adalah gaya hidup yang sehat. Jadi mau menggunakan obat apapun kalau gaya hidupnya tidak sehat, kira-kira bermasalah tidak? Percuma saja,” katanya.
Selain itu, dengan menerapkan pola hidup yang sehat adalah titik awal untuk sehat dengan diabetes. Adapun, rekomendasi komposisi pola makan sehat harian bagi pengidap diabetes adalah meliputi makanan utama dengan makan pagi 20 persen, makan siang 30 persen, makan sore/ malam 25 persen, dan makanan selingan terbagi atas snack pagi 10 persen dan snack sore 15 persen. Namun, harus tetap menghindari makanan manis.
Selain itu, lanjut dia, harus diimbangi aktivitas fisik yang bertujuan meningkatkan regulasi insulin. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran fisik, meningkatkan performa otot, dan mengendalikan faktor risiko.
“Diabetes adalah silent killer dan ibu dari segala berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, dan disfungsi ereksi,” kata Eliana.
Menurutnya, diabetes bisa menyerang siapa saja, dan bukan hanya disebabkan genetik yang diturunkan ayah atau ibu kepada anak-anaknya. Bagi orang yang tidak memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit ini, bisa dipicu oleh hidup tidak sehat seperti banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.
Eliana mengatakan, gejala diabetes dapat dideteksi sejak dini, melalu gejala-gejala yang ada, seperti banyak makan, namun berat badan menurun, sering merasa haus dan minum banyak, serta frekuensi buang kecil yang sering pada malam hari.
Jika, gejala ini sudah ada, kata dia, maka sebaiknya segera memeriksa gula darah, demi mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. “Penting untuk memeriksa kadar gula darah sekali setahun, khususnya bagi orang yang sudah berusia diatas 40 tahun. Selain itu, diabetes juga tidak memandang usia, bahkan anak-anak dibawah 10-12 tahun bisa mengidap penyakit ini.”
Eliana mengatakan, jika sudah mengidap diabetes atau telah mengetahui kadar gula darah tinggi, maka sudah seharusnya menerapkan gaya hidup sehat. “Nomor satu pengobatan diabetes adalah gaya hidup yang sehat. Jadi mau menggunakan obat apapun kalau gaya hidupnya tidak sehat, kira-kira bermasalah tidak? Percuma saja,” katanya.
Selain itu, dengan menerapkan pola hidup yang sehat adalah titik awal untuk sehat dengan diabetes. Adapun, rekomendasi komposisi pola makan sehat harian bagi pengidap diabetes adalah meliputi makanan utama dengan makan pagi 20 persen, makan siang 30 persen, makan sore/ malam 25 persen, dan makanan selingan terbagi atas snack pagi 10 persen dan snack sore 15 persen. Namun, harus tetap menghindari makanan manis.
Selain itu, lanjut dia, harus diimbangi aktivitas fisik yang bertujuan meningkatkan regulasi insulin. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran fisik, meningkatkan performa otot, dan mengendalikan faktor risiko.
Reportase : YAUMAL HUTASUHUT
Editor : Fifia A Himawan