Presiden Baru Janji Damaikan Bolivia

Wakil Ketua Senat Jeanine Anez melambaikan tangan dari balkon Istana Quemado di La Paz, Selasa (12/11). (AFP | Aizar RALDES )
LA PAZ (HN) -
Perempuan pengacara berusia 52 tahun itu menjadi senator sejak 2010. Ia anggota kelompok politik konservatif minoritas, Persatuan Demokratis (DU). Anez merupakan salah satu pengkritik paling vokal segala kebijakan Morales.
Anez menjadi Presiden Ke-66 Bolivia dan perempuan kedua yang menduduki jabatan ini. Sebelumnya, Lidia Gueiler memerintah selama kurang dari dua tahun sebelum dikudeta militer pada 1980.
Senator konservatif Jeanine Anez kurang dikenal publik Bolivia sebelum ia maju mengisi kevakuman kekuasaan. Anez disumpah menjadi Presiden Sementara Bolivia, Selasa (12/11) waktu setempat.
Ia berjanji menggelar pemilu secepatnya, serta mendamaikan bangsa yang terpecah oleh aksi kekerasan-antara massa pendukung Morales dan penentangnya.
Protes dipicu penolakan hasil Pemilu Presiden 20 Oktober, ketika petahana Evo Morales unggul tipis atas pemimpin oposisi Carlos Mesa. Pemilu tersebut diduga penuh rekayasa dan kecurangan, supaya Morales bisa menjabat periode keempat. Setidaknya tujuh orang tewas terkait unjuk rasa.
"Sesuai urutan konstitusi, saya mengambil peran ini dengan tugas tunggal mempersiapkan pemilu baru," kata Anez usai pengambilan sumpah jabatan. "Saya juga berkomitmen menempuh segala cara untuk mendamaikan bangsa."
Usai mengundurkan diri pada Minggu (10/11), Morales lari ke Meksiko dan mendapat suaka politik.
Anez mendapat restu dari militer, Kongres, dan Mahkamah Konstitusi untuk memegang tampuk kepemimpinan Bolivia sementara. Ia pejabat pemerintah berpangkat tertinggi-Wakil Ketua Senat-setelah Wakil Presiden Alvaro Garcia Linera, juga Ketua Senat dan Majelis Rendah, ikut mundur.
Satu yang menonjol dalam penobatan Anez adalah kembalinya proses pembacaan sumpah jabatan di bawah Alkitab. Selama Morales berkuasa sejak 2006, unsur religius dihilangkan dalam tata cara penobatan presiden.
"Injil sudah kembali ke Istana Kepresidenan. Semoga Tuhan memberkati kita semua," ujar Anez, salah satu tokoh religius dalam pemerintahan sayap kiri era Morales.
Dari Meksiko, Morales menuding penobatan Anez sebagai "kudeta terselubung" oleh jajaran senator sayap kanan. "Ia menyatakan dirinya sebagai presiden sementara tanpa dukungan kuorum lembaga legislatif, dan hanya dikelilingi kelompok sekongkolnya," ujar Morales via Twitter. Sidang Kongres gagal memenuhi kuorum karena mayoritas anggota pro-Morales serempak mundur.
Reportase : AFP | Dani Wicaksono
Editor : Dani Wicaksono