Rupiah Terdampak Aksi Teror

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. (HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN )
JAKARTA (HN) -
Aksi teror bom bunuh diri di Medan, Sumatera Utara menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Pantauan kurs tengah (JISDOR) Bank Indonesia (BI) Rabu (13/11), rupiah terkoreksi 23 poin ke level 14.082 per dolar AS.
Analis Senior Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pergerakan rupiah Rabu didominasi kejadian pelaku terorisme bom di Medan. "(Pergerakan rupiah) memang banyak terpengaruh sentimen domestik dari bom Medan," katanya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Rabu (13/11).
Di sisi eksternal, kinerja rupiah terdampak kesulitan kesepakatan negosiasi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Rully memproyeksi, rupiah berpeluang menguat di kisaran Rp 14.040 hingga Rp 14.085 per dolar AS.
Analis Senior Valbury Asia Future Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah kali ini disebabkan sentimen negatif domestik aksi terorisme. Selain itu, ketidakpastian di tingkat global akibat perjanjian perang dagang antara Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu menjadi pemicu kinerja rupiah terkoreksi.
Selain itu, aksi unjuk rasa massa di Hong Kong yang memperpanjang instabilitas memengaruhi rupiah. Secara keseluruhan, dia menilai sentimen global masih mendominasi pergerakan mata uang domestik.
"Namun, tanpa itu (sentimen domestik dan global) , rupiah secara teknikal sebenarnya berkonsolidasi dan melemah," ujarnya.
Pada Kamis (14/11), dia memprediksi rupiah bergerak konsolidasi di rentang Rp 14 ribu-Rp 14.125 disebabkan minim sentimen dan rilis data-data penting.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyangsikan pelemahan rupiah disebabkan sentimen internal aksi bom bunuh diri. Pada Rabu (13/11), rupiah minim isu positif untuk mendongkrak penguatan terhadap dolar AS.
Ketidakpastian masa depan perang dagang kembali mendominasi akibat pernyataan Presiden Donald Trump dan China. "Saya kira itu (eskalasi perang tarif) menyebabkan rupiah cenderung tertekan Rabu (13/11)," ujarnya.
Piter memproyeksikan rupiah bergerak volatile di rentang Rp 13.950-Rp 14.050 per dolar AS. "Hari ini (Kamis) saya perkirakan rupiah menguat tipis. Kecuali, jika (Rabu, 13/11) ada berita yang sangat kuat di global," katanya.
Reportase : Khairul Kahfi
Editor : Didik Purwanto