Letusan Merapi Ada Potensi Awan Panas

JAKARTA (HN) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga kuat, letusan Gunung Merapi Sabtu (16/11), pukul 02.54 WIB terjadi akibat gempa Sleman bermagnitudo 2,7. "Aktivitas peningkatan vulkanisme memang sensitif dengan guncangan gempa tektonik," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu (17/11).
BMKG mencatat gempa Sleman berpusat di sekitar Gunung Merapi. Episenter terletak pada koordinat 7,63 LS dan 110,47 BT. Lokasinya di darat pada jarak 10 kilometer arah selatan dari puncak Merapi di kedalaman enam kilometer.
"Jadi episenter gempa ini sangat dekat dengan puncak Merapi. Dalam kondisi seperti ini erupsi gunung api mudah dipicu oleh gempa tektonik," kata dia. Ia mengatakan, catatan tentang Merapi pada 2001 dan 2006 menunjukkan sebelum terjadi erupsi juga didahului aktivitas gempa tektonik.
Badan Nasional Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di sekitar Merapi waspada. Hal itu karena masih ada potensi bahaya dari luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik letusan eksplosif.
"Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun aktivitas letusan." ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo di Jakarta, Minggu (17/11).
Agus menyampaikan, informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) warga diimbau agar menjauh dari area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Menurut info dari PVMBG, Gunung Merapi yang berada di wilayah Kabupaten Sleman serta Kabupaten Klaten, Boyolali, dan Magelang (Jawa Tengah) meletus pada 17 November 2019 pukul 10:46 WIB. Letusan itu tercatat di seismogram beramplitudo max 70 mm dan berlangsung selama 155 detik.
Berdasar pantauan BMKG dari citra satelit Himawari, pada pukul 13.00 WIB debu vulkanik Merapi sudah tidak terdeteksi lagi di angkasa. Namun, abu tipis akibat letusan sempat mengguyur di dua desa sekitar Gunung Merapi di Kabupaten Magelang.
Dua desa itu adalah Desa Sumber dan Desa Keningar Kecamatan Dukuh. Kedua desa ini berada di bagian barat daya yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto menuturkan, meski tidak berbahaya warga tetap diminta mewaspadai segala kemungkinan yang terjadi. "Hujan abu tipis, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat. Namun, warga harus tetap tenang dan waspada," katanya di Magelang.
Edy mengatakan, sampai berita ini ditulis status aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada di Level II atau Waspada.