Cuaca Ekstrem Berpotensi di Papua

Gelombang Tinggi (Ist.)
MANOKWARI (HN) -
Di Kecamatan Pakusari terdata 20 rumah rusak ringan, dua rumah rusak berat, dan Pondok Pesantren Shofa Marwah mengalami kerusakan. "Rumah rusak dan pohon tumbang juga terjadi di Desa Gumuksari, Kecamatan Kalisat, serta satu rumah rusak berat di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Papua dan Papua Barat dua hari ke depan. Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari Denny Putiray mengutarakan, gelombang tinggi berpeluang terjadi di perairan utara Papua Barat sampai Papua.
"Termasuk di Kawasan Teluk Cendrawasih bagian utara ada potensi kemunculan angin kencang," kata Denny di Manokwari, Senin (18/11). "Selain angin kencang, di sejumlah wilayah tersebut berpotensi terjadi hujan lebat disertai petir di antaranya di perairan Biak, Teluk Cendrawasih, dan perairan Sami-Jayapura."
Ia menjelaskan, dari citra satelit terpantau tanda-tanda kemunculan awan cumulonimbus di perairan Biak, Teluk Cendrawasih, dan perairan Sarmi-Jayapura. Selain hujan, awan gelap tersebut berpotensi menimbulkan angin kencang.
Khusus di Papua Barat, kata Denni, Selasa hingga Rabu diperkirakan akan terjadi hujan lokal. Hujan ini berpotensi terjadi di setiap wilayah. "November ini intensitas hujan hampir di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat sudah semakin tinggi. Desember kemungkinan akan terus meningkat," katanya.
Puncak musim hujan diperkirakan terjadi Februari hingga Maret 2020. Masyarakat diingatkan untuk waspada terhadap banjir dan longsor. Nelayan yang biasa beraktivitas di laut juga harus waspada karena saat musim hujan bisa saja tiba-tiba ada angin kencang. "Kami selalu mengeluarkan peringatan dini, mudah-mudahan masyarakat mengerti," kata Denny.
Dari Jember, Jawa Timur, dilaporkan, angin puting beliung disertai hujan deras menerjang sejumlah titik di empat kecamatan, Senin (19/11) sore. Puluhan rumah warga mengalami kerusakan.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusdalops BPBD Jember, angin puting beliung menerjang Kecamatan Arjasa, Pakusari, Kalisat, dan Sumbersari. "Petugas di lapangan terus bergerak memantau daerah lainnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo saat dihubungi di Jember.
Angin puting beliung menerjang Desa Biting dan Candijati di Kecamatan Arjasa menyebabkan beberapa rumah rusak, pohon tumbang, kandang ayam roboh, dan tiang listrik roboh akibat tertimpa pohon tumbang. "Hingga kini (kemarin, red) terdata 21 rumah rusak, satu mushala rusak, dan pohon tumbang di Kecamatan Arjasa," ujarnya.
Reportase : ANTARA
Editor : Tegar Rizqon Alfian