Korban Gempa Kesulitan Air Bersih

LOMBOK (HN) -- Gempa yang terjadi beberapa waktu lalu masih berdampak bagi masyarakat. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih ada tiga kecamatan yang mengalami kelangkaan air bersih. Di antaranya di Bayan, Kayangan, dan Gangga.
"Warga kesulitan mendapatkan air bersih karena jaringannya rusak dan mata air banyak tidak berfungsi akibat gempa sehingga kami rutin mendistribusikan air bersih," kata Wakil Kepala Markas PMI Lombok Utara Sahabudy Kusuma Wijaya.
Kepala Desa Genggelang, Amak Salusi mengatakan, sebelum gempa tahun lalu, desa punya jaringan akses air bersih untuk masyarakat dari Pelayanan Air Minum (PAM) desa dan swadaya masyarakat. Jaringan ini jadi andalan warga mendapatkan air bersih, tetapi sejak gempa tidak ada air lagi mengalir.
Warga akhirnya harus mencari air hingga jauh atau mengandalkan air dari sumur bor yang terpasang di sawah. "Tapi ini perlu usaha dan tenaga, terutama warga yang rumahnya di bawah atau atas bukit," tutur Amak.
Kemarin, gempa bumi tektonik kembali mengguncang laut Banda. Semula dilaporkan magnitudo 5.1, setelah dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 4,5.
Hasil analisis Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, episenter gempa terletak pada koordinat 4.44 LS dan 130.66 BT, berlokasi di laut pada jarak 149 km arah Selatan Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, pada kedalaman 72 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menyatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ini jenis gempa dangkal akibat adanya subduksi laut Banda.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik mendatar atau oblique thrust fault," kata Rahmat di Jakarta, Senin (2/12).
Guncangan gempa dirasakan di daerah Banda III MMI. "Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu," kata dia.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diminta menghindar bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Sebelumnya, Minggu (1/12), gempa magnitudo 5,2 terjadi di Maluku. Lokasinya 152 kilometer Tenggara Seram bagian Timur, pukul 02.49 WIB. Gempa kedalaman 76 kilometer, pusat gempa berada di perairan pada koordinat 4,28 Lintang Selatan dan 131,19 Bujur Timur. (TZ.D018).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku, menyatakan sampai kemarin belum ada laporan kerusakan akibat gempa.
"Lokasi gempa di sekitar Geser. Jaraknya relatif jauh dari Bula sehingga perlu berkoordinasi dengan para camat maupun komponen lainnya untuk mengetahui kemungkinan ada dampak gempa yang tidak berpotensi tsunami," ujarnya.