Sampah Banjir Capai 61 Ton

Dinas Lingkungan Hidup (Dinas LH) DKI Jakarta masih terus membersihkan dan mengangkut sisa-sisa sampah akibat banjir. Hingga Sabtu (11/1), lebih dari setengah yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sampah akibat banjir.
“Sejak 2-11 Januari, total sampah yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai 106.898 ton. Dari total sampah itu, 61.024 ton sampah dari banjir,” ujar Kepala Dinas LH DKI Jakarta Andono Warih kepada HARIAN NASIONAL, Minggu (12/1).
Hingga kemarin, sampah akibat banjir masih terus diangkut oleh Dinas LH DKI Jakarta. Jumlah sampah akibat banjir diperkirakan sudah banyak berkurang.
Humas Dinas LH DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan, wilayah Jakarta Barat masih terdapat sisa sampah akibat banjir. Untuk itu, kemarin dilakukan giat bersih-bersih di kawasan itu untuk mengangkut sampah akibat banjir.
Targetnya, hari ini Senin (13/1) semua sampah banjir di wilayah DKI Jakarta sudah selesai diangkut. “Sejak tadi pagi kami telah melakukan giat bersih-bersih sampah. Saat ini tinggal di Jakarta Barat. Insya Allah targetnya hari ini sudah tuntas. Semoga tidak banjir lagi, ya,” ujar Yogi.
Yogi menuturkan, sampah-sampah akibat banjir umumnya perabot rusak, pakaian rusak, kasur, dan sebagainya. Sampah-sampah sisa banjir itu kebanyakan diangkut dari wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Kemarin, Dinas LH menerjunkan setidaknya 12 ribu petugas yang terdiri atas empat ribu petugas di badan air dan 8.000 petugas di darat untuk membersihkan sampah-sampah. Ia mengimbau seluruh masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan.
Dia berterima kasih kepada warga DKI Jakarta yang ikut berkolaborasi membersihkan sampah melalui kegiatan giat bersih-bersih di setiap kampung yang terdampak banjir.
Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Dwi Sawung meminta Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) Jakarta bergerak cepat sebelum sampah-sampah menumpuk di sembarang tempat. “Jangan sampai pemandangan pascabanjir kemarin terulang, sebab dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah bagi lingkungan dan kesehatan warga,” katanya.
Dia juga meminta kota penyanggah seperti Bogor, Depok, dan Bekasi serius menangani sampah yang menggenang di wilayahnya. “Kami memandang daerah penyangga juga perlu serius karena kami sampai saat ini mereka belum bekerja maksimal,”ujar dia.