Museum Louvre dan Resor Disney Ditutup Sementara

Orang-orang mengunjungi Museum Louvre di Paris. Museum ini ditutup pada 1 Maret 2020 akibat dampak virus corona. (AFP | STEPHANE DE SAKUTIN )
Museum seni terbesar di dunia, Louvre di Paris, Prancis, sanggup bertahan melintas zaman. Pergantian monarki, insiden kebakaran, dan bahkan peperangan. Namun, wabah virus corona di seluruh dunia memaksa pengelola museum menutup akses dan layanan.
"Louvre tidak buka hari ini (dua hari lalu), Minggu, 1 Maret 2020," demikian pernyataan mereka, seperti dinukil dari CNN, Selasa (2/3) WIB.
Menyusul rapat terbatas para staf, pengelola menempuh kebijakan ini. "Kami membahas perkembangan isu kesehatan dan mengambil langkah-langkah pencegahan terkait COVID-19 berdasarkan instruksi otoritas terkait."
Pada Minggu sore, tampak beberapa wisatawan mengeluh lantaran telanjur membeli tiket. Mereka mengaku tidak mendapat informasi apa pun mengenai penutupan ini.
Setiap tahun, Louvre dikunjungi 10 juta orang dari seluruh dunia. Hingga kini belum dipastikan kapan "rumah" bagi lukisan Leonardo da Vinci, Mona Lisa, dan setengah juta karya seni lainnya, itu akan dibuka.
Sama seperti negara lain di seluruh dunia, Prancis berjuang menanggulangi persebaran virus corona. Wabah ini telah menjangkiti 85 ribu warga global dan menewaskan lebih dari 2.900 orang sejak merebak, Desember 2019.
Di Prancis sendiri, dilaporkan tercatat 100 kasus, dengan dua kasus kematian. Pada Sabtu (29/2) pemerintah menerbitkan surat peringatan yang melarang warga menggelar acara publik dengan partisipasi lebih dari 5.000 orang.
Gelaran Paris Half Marathon pada Minggu (1/3) terdampak kebijakan tersebut, meski tidak berlaku untuk Museum Louvre.
Langkah penutupan sementara juga diterapkan dua resor Disney di Tokyo, Jepang. Yakni, Disneyland dan DisneySea, Jumat (28/2). Operator resor menyebut penutupan berdurasi dua pekan.
"Tokyo Disneyland dan Tokyo DisneySea memutuskan penutupan luar biasa dari Sabtu, 29 Februari 2020 hingga Minggu, 15 Maret, setelah pemerintah mendesak langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus," demikian pernyataan operator Oriental Land.
Mereka berharap bisa kembali beroperasi 16 Maret mendatang. "Namun, kami akan melihat perkembangan situasinya. Kami juga akan berkonsultasi dengan lembaga (resmi) yang bersangkutan," ujar juru bicara operator kepada AFP.
Dua taman hiburan tematik ini merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Tokyo. Pengunjungnya mencapai 30 juta orang per tahun.
Reportase : Devy Lubis
Editor : Devy Lubis