Prancis Larang Kegiatan Akbar

Menara Eiffel di Prancis. (GETTY IMAGES)
PARIS (HN) -
Aturan baru pada pertemuan besar akan berdampak besar untuk acara olahraga dan hiburan. Pembatalan sebelumnya termasuk pameran buku dan salon tato.
Prancis telah melarang pertemuan yang melibatkan lebih dari 1.000 orang. Pemerintah memperlambat penyebaran virus corona baru (COVID-19) seiring 4 orang anggota parlemen terinfeksi penyakit tersebut.
Menteri Kesehatan Prancis Oliver Veran mengonfirmasi langkah-langkah antisipasi. Dia akan merilis dan mengizinkan daftar pertemuan yang dianggap berguna bagi kehidupan nasional, termasuk demonstrasi.
Dengan lebih dari 1.100 kasus tercatat dan 19 meninggal, Prancis negara terburuk kedua setelah Italia yang terinfeksi corona. Negara tersebut telah menutup wisatawan asing masuk.
Jerman juga membatalkan acara yang mendatangkan lebih dari 1.000 peserta. Kini negara-negara di dunia berjuang menahan penyakit yang kali pertama muncul di China sejak Desember 2019.
Otoritas kesehatan regional Prancis mengatakan, dua lagi anggota parlemen Prancis dinyatakan positif terkena virus corona baru, tanpa mengungkapkan identitas mereka. Kini 4 orang anggota parlemen Prancis positif corona. Dua karyawan lain di parlemen Prancis juga terkena penyakit itu.
Pemerintah Prancis telah melarang pertemuan di tempat-tempat terbatas lebih dari 5.000 orang. Kebijakan itu akan berlanjut hingga 15 April. Veran tidak merinci ketentuan larangan terbaru tersebut.
"Malam ini kami masih dalam 'tahap kedua', artinya prioritas kami melakukan segalanya untuk memperlambat penyebaran virus di wilayah nasional kami," katanya.
Prancis sedang bersiap transisi ke tingkat siaga ketiga, yang akan mencakup penutupan sekolah dan angkutan umum untuk mengurangi dampak wabah. Presiden Emmanuel Macron mengatakan, penutupan tersebut sekarang "tidak dapat dihindari".
Pertandingan Ligue 1 Paris Saint-Germain di Strasbourg akhir pekan lalu ditunda. Begitu juga pertandingan rugby Six Nations putri antara Skotlandia dan Prancis.
Pekan lalu Macron meminta semua stok masker dan produksi dalam beberapa bulan mendatang didistribusikan ke profesional kesehatan dan individu yang terinfeksi.
Reportase : AFP | Didik Purwanto
Editor : Didik Purwanto