Kenyamanan, bukan Tren

Ilustrasi arsitektur. (HARIAN NASIONAL | BAYU INDRA KAHURIPAN )
Pemahaman tentang tren desain arsitektur hunian tampaknya harus dibuang jauh-jauh. Pada dasarnya dalam dunia arsitektur tidak ada terminologi tren. Yang ada, orisinalitas ide dalam membuat bangunan yang bermanfaat.
Selama ini masyarakat dalam membangun sebuah rumah atau bangunan impiannya selalu terpaku dengan tren. Alhasil, nilai bangunan memenuhi hanya unsur visual semata, bukan fungsinya.
Hal itu diamini oleh arsitek Danny Wicaksono. Ia berpendapat, masyarakat seharusnya tidak terpengaruh tren yang berkembang. Sebaliknya, mereka harus tahu apa yang menjadi kebutuhannya ketika hendak mendirikan hunian.
"Tren itu sebenarnya sifatnya semu dan tidak riil (nyata) karena tidak ada yang fix (tetap) dan terus berganti. Apalagi sebenarnya tren itu tercipta karena ada banyak orang yang mengikuti (suatu bentuk), entah itu dipaksakan kepada mereka atau tidak," kata dia kepada HARIAN NASIONAL di Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.
Danny mengungkapkan, pada dasarnya dalam membuat sebuah desain bangunan, seorang arsitek tidak akan terkotak-kotak dalam tren. Mereka benar-benar mengerjakan desain atas dasar kreativitas.
Menurut Danny, mengikuti tren tidaklah salah. Namun, perlu diingat bahwa masyarakat juga harus melihat keadaan lingkungan sekitar karena belum tentu tren yang sedang marak cocok untuk keadaan lingkungan sekitarnya.
Reportase : Bintang Rahmat
Editor : Devy Lubis