Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla

Tim gabungan berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau, Kamis (27/2). (HARIAN NASIONAL | PUSDATINKOM BENCANA BNPB)
JAKARTA (HN) - Pemerintah menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) awal Mei 2020 untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang musim kemarau. Pemerintah juga segera mengambil langkah nyata untuk membuat hujan buatan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono mengatakan, pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan, upaya ini dilakukan guna menyikapi eskalasi karhutla di lahan gambut. Kondisi di Sumatera, kata dia, saat ini mengalami peningkatan karhutla sehingga harus diantisipasi dengan pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara.
"Pencegahan melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung, dan kanal yang sudah dibangun," ujar Alue di Jakarta, Selasa (28/4). "Pencegahan lain tetap dilakukan dengan patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik dan siap digunakan."
"Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah kebakaran," ujar Bambang.
Sepanjang tahun ini, patroli udara dan water bombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter. Air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter. TMC sudah dilakukan 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam.
KLHK telah mengirimkan surat kepada 15 gubernur dan 31 bupati/wali kota untuk mendorong dilakukan pembasahan lahan untuk mencegah karhutla. Dalam surat tersebut dilampirkan peta lahan gambut yang sudah ditumpukkan dengan peta titik api serta peta kelembaban tanah.
Selanjutnya, pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE. Namun, tetap memperhatikan protokol pencegahan COVID-19 selama masa pandemi. Pelaksanaan patroli selain pengawasan lapangan dan sosialisasi, juga mengutamakan pemadaman secara dini. Untuk wilayah terpencil diupayakan pemadaman melalui udara.
Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Confidence Level lebih besar sama dengan 80 persen perbandingan total jumlah titik panas tahun 2019 dan 2020 (1 Januari-27 April 2020) sebanyak 746 titik. Periode yang sama tahun 2019, titik panas sebanyak 1.186 titik (terdapat penurunan jumlah titik panas 440 titik atau 37,10 persen).
Reportase : Seruni Rara Jingga
Editor : Tegar Rizqon Alfian