Puluhan SMA-SMK di NTT belum Terjangkau Internet

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Benyamin Lola. (ANTARA | FILES)
KUPANG (HN) -
Tahun ini, sekolah yang belum terjangkau internet tidak mengalami kesulitan serius dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) karena Pemerintah Pusat telah memutuskan bahwa UN ditiadakan akibat pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
Jika tidak terkendala pandemi COVID-19, lanjut dia, maka jumlah sekolah yang siap menggelar UNBK sebanyak 820 SMA-SMK. Benyamin Lola mengakui bahwa akses internet belum merata di NTT khususnya menjangkau seluruh sekolah yang ada di wilayah pelosok.
Untuk itu, pihaknya telah membangun koordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) setempat agar mengarahkan pembangunan BTS (Base Transceiver Station) di wilayah yang tidak tersentuh internet atau blank spot.
“Dan itu sudah mulai dilakukan dari 2019 sampai saat ini hingga tersisa 21 sekolah belum terjangkau internet,” katanya.
Benyamin menambahkan, secara teknis, pihaknya juga telah membangun kerja sama dengan pihak PT Telkom setempat untuk penyediaan jaringan serta beberapa provider yang beroperasi di NTT. Dia berharap UN di tahun mendatang semua sekolah SMA-SMK di NTT bisa tercover internet.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Benyamin Lola mengatakan, sebanyak 21 sekolah SMA-SMK di provinsi setempat belum terjangkau internet guna menunjang proses pendidikan di sekolah.
“Kendala internet ini yang membuat ke-21 sekolah SMA-SMK itu belum bisa menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer melainkan Ujian Nasional Kertas Pensil,” katanya dikutip Antara, Kamis (7/5).Tahun ini, sekolah yang belum terjangkau internet tidak mengalami kesulitan serius dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) karena Pemerintah Pusat telah memutuskan bahwa UN ditiadakan akibat pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
Jika tidak terkendala pandemi COVID-19, lanjut dia, maka jumlah sekolah yang siap menggelar UNBK sebanyak 820 SMA-SMK. Benyamin Lola mengakui bahwa akses internet belum merata di NTT khususnya menjangkau seluruh sekolah yang ada di wilayah pelosok.
Untuk itu, pihaknya telah membangun koordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) setempat agar mengarahkan pembangunan BTS (Base Transceiver Station) di wilayah yang tidak tersentuh internet atau blank spot.
“Dan itu sudah mulai dilakukan dari 2019 sampai saat ini hingga tersisa 21 sekolah belum terjangkau internet,” katanya.
Benyamin menambahkan, secara teknis, pihaknya juga telah membangun kerja sama dengan pihak PT Telkom setempat untuk penyediaan jaringan serta beberapa provider yang beroperasi di NTT. Dia berharap UN di tahun mendatang semua sekolah SMA-SMK di NTT bisa tercover internet.
Reportase : Ridwan Maulana
Editor : Ridwan Maulana