Fleksibilitas Belajar dari Rumah Jadi Prioritas

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong pelaksanaan pembelajaran dari rumah bersifat fleksibel, dengan memperhatikan minat peserta didik dan kondisi masing-masing daerah. Ini menyusul terbitnya Surat Edaran (SE) Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi Chatarina Mulia Girsang mengatakan, dengan SE tersebut kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik dan guru, dengan menyesuaikan kondisi masing-masing selama pandemi.
"Aktivitas dan penugasan BDR dapat bervariasi antardaerah, satuan pendidikan, dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR," kata dia di Jakarta, Kamis (28/5).
Selain itu, tuturnya menambahkan, materi pembelajaran pun turut disesuaikan. Sehingga ketercapaian kurikulum bukan lagi prioritas setiap satuan pendidikan. "Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik,” jelasnya.
Misalnya, kata dia, hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif.
Surat Edaran Nomor 15 tersebut sekaligus memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).
Chatarina juga menekankan BDR sangat krusial, mengingat pentingnya pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19, mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan, serta memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orangtua.
Sementara Plt Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Menengah (PAUD dan Dikdasmen) Hamid Muhammad menyatakan, pada pembukaan tahun ajaran baru pada Juli mendatang, Kemendikbud telah menyiapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan berbagai pendekatan.
"PJJ ada yang dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring), dan ada yang semi daring," kata dia.
Pada PJJ daring, Kemendikbud menyiapkan 23 laman yang bisa digunakan peserta didik sebagai sumber belajar. Sedangkan metode pembelajaran jarak jauh secara luring dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh Kemendikbud seperti program belajar dari rumah melalui TVRI, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga, serta media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.
"Ketika tahun ajaran baru sebagian besar sekolah menggunakan PJJ maka ini yang akan diperkuat. Kami akan support melalui Rumah Belajar dan TV Edukasi. Kerja sama dengan TVRI akan diperpanjang, kemudian penyediaan kuota murah oleh para penyedia telekomunikasi," pungkas Hamid Muhammad.