Rafael Nadal, Raja Lapangan Tanah Liat yang belum Mau Pensiun

PARIS (HN) - 15 tahun lalu, tak ada yang pernah membayangkan kemenangan Rafael Nadal (Spanyol) atas pemain Argentina Mariano Puerta pada laga final French Open berdurasi empat set akan menjadi awal sukses perjalanan kariernya di lapangan tanah liat. Sejak saat itu, Nadal terus membuktikan diri hingga akhirnya meraih 100 kemenangan di French Open dan hanya dua kali kalah.
Dominasi tersebut baru-baru ini dia buktikan saat melibas petenis nomor wahid dunia saat ini Novak Djokovic (Serbia) 6-0 6-2 7-5 di Philippe Chatrier, Minggu (11/10). Ini adalah gelar ke-13 Nadal di French Open, sekaligus menyejajarkan diri dengan Roger Federer (Swiss) yang memiliki 20 trofi Grand Slam.
Nadal, Djokovic, Federer sudah lama mendominasi tenis putra. Andy Murray sebelumnya juga menjadi bagian dari mereka hingga dijuluki “Big Four”, tetapi lelaki berpaspor Inggris Raya ini kini sudah tertinggal setelah menjalani operasi panggul, tahun lalu.
Yang jelas, usia keempatnya sudah tak lagi muda. Federer yang paling senior yakni 39 tahun, Nadal terpaut lima tahun darinya. Sementara Djokovic dan Murray berusia 33 tahun.
Tak dimungkiri, umur membuat mereka sering didera cedera. Awal tahun ini, Federer memutuskan naik meja operasi guna menyebuhkan lututnya dan membuatnya absen di semua kompetisi.
Seperti Federer, Nadal juga memiliki riwayat cedera. Ia memiliki masalah tendenitis lutut jangka panjang, serta cedera kaki, pergelangan tangan, hingga bahu. Kendati demikian, Nadal mengaku belum mau cepat-cepat gantung raket. Ia ingin terus mengukir prestasi di tenis yang telah membesarkan namanya.
“Kemenangan adalah tujuan Anda,” ujar Nadal dalam wawancara telepon dengan AFP sebagaimana dikutip The Straight Times, Selasa (13/10).
“Dalam kompetisi level tinggi, yang dihitung adalah kemenangan. Itu adalah realitanya. Di luar itu, ada kepuasan pribadi yang lebih besar karena pada waktu-waktu tertentu, saya harus berkorban untuk mencapai target.”
Nadal mengaku tak mengalami perubahan berarti sejak dirinya menjuarai French Open pertama kali. Saat itu, usianya baru 19 tahun hingga kini mendapat julukan “Raja Lapangan Tanah Liat”
Pada 2009, Nadal mengejutkan semua orang karena kalah dari Robin Soderling di babak empat French Open. Setahun kemudian, Nadal mengalahkan pemain asal Argentina itu di final untuk menrengkuh gelar kelimanya.
Kekalahan kedua Nadal di grand slam tanah liat pada 2015, di mana ia kalah dari Djokovic. Setahun setelahnya, ia dipaksa mundur di babak kedua karena cedera pergelangan tangan.
“Yang berubah hanya umur. Satu-satunya hal negatif adalah saya kini sudah 15 tahun lebih tua,” kata Nadal.
“Semuanya, hal dasar dan penting dalam hidupku tak banyak berubah. Saya masih berlatih di tempat yang sama, dengan teman, dan kenyataannya adalah bahwa cara hidup saya ketika keluar dari turnamen telah berubah relatif sedikit.”
Bagi Nadal, kondisi dunia yang tengah dilanda pandemi virus corona baru (COVID-19) membuat dirinya sedih. Bukan cuma karena kesulitan menjaga fisik akibat turnamen sempat terhenti, tetapi ia juga prihatin karena banyak korban yang meninggal.
“Saya ini orang yang sensitif dan ketika saya melihat lebih banyak penderitaan, banyak yang meninggal dan banyak orang mendapat waktu yang buruk, saya pun demikian. Pada poin ini, saya berhenti menonton berita karena itu membuat saya sangat sedih. Itu tak sehat dan saya dilanda kecemasan dan berpikir semakin buruk,” kata Nadal.
Ia berharap pandemi COVID-19 bisa segera berakhir, sehingga semua masyarakat di dunia bisa hidup normal lagi dan kembali bahagia.
Saat ditanya apa yang akan dilakukan Nadal dalam 15 tahun ke depan, ia mengaku belum memiliki rencana jangka panjang. Namun, ia memiliki komitmen untuk terus bekerja memajukan yayasannya, akademi tenisnya, hingga beberapa hal lain.
“Untuk saat ini, saya pun tetap ingin bermain tenis. Kita lihat berapa lama,” kata Nadal.