Jaga Kesehatan Pernapasan Selama Pandemi

Kesehatan pernapasan jadi perhatian utama selama masa pandemi. Edukasi seputar hal ini, termasuk penyesuaian kebiasaan baru bagi penyintas penyakit paru—khususnya penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)—tuberkolosis (TBC), asma, hingga apa pun yang berkaitan dengan COVID-19, dinilai kian penting.
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) sendiri merupakan penyakit kronis saluran napas. Ini ditandai dengan hambatan aliran udara, khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif lambat. Alhasil, semakin lama akan semakin memburuk.
“PPOK disebabkan oleh merokok, polusi udara di dalam maupun di luar ruangan. Awal terjadinya penyakit ini biasanya pada usia pertengahan dan tidak hilang dengan pengobatan,” ujar dokter spesialis paru Budhi Antariksa.
Spesialis yang juga konsultan asma dan PPOK di RSUP Persahabatan, Jakarta, itu menjelaskan gejala-gejala PPOK. “Penderita mengalami sesak napas yang bertambah ketika beraktivitas dan atau bertambah dengan meningkatnya usia, disertai batuk berdahak atau setidaknya pernah mengalami sesak napas disertai batuk berdahak,” tambahnya.
Menurut data prevalensi RISKESDAS 2013, diperkirakan ada lebih dari 10 juta orang yang hidup dengan PPOK di Indonesia. Mayoritas di antaranya memiliki riwayat merokok atau hidup di area dengan polusi udara. PPOK biasanya diderita lebih tinggi pada lelaki dibanding perempuan.
Sebagai bagian dari edukasi publik, sekaligus sosialisasi adaptasi kebiasan baru di tengah pandemi, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), dan Klikdokter meluncurkan @sepenuhnapas. Media edukasi online berbasis WhatsApp dan Instagram pertama di Indonesia yang berfokus pada edukasi dan informasi kesehatan pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), tuberkolosis (TBC), asthma hingga COVID-19.
“Sepenuh Napas merupakan komunitas edukasi awam, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai penyakit pernapasan mulai dari infomasi gejala, alur diagnosis, hingga terapi dan gaya hidup yang harus dijalani oleh seseorang ketika dinyatakan memiliki penyakit pernapasan,” ujar Product Management PT Kalbe Farma Tbk Mindo Fuji Siahaan.
Mindo menilai, tingkat kepedulian masyarakat terhadap penyakit pernapasan masih rendah. Terlebih di situasi sulit saat ini, kita berada di tengah pandemi COVID-19 yang juga merupakan salah satu penyakit pernapasan, hingga siapa pun berpotensi rentan.
“Dengan memanfaatkan platform Instagram, kami berharap Sepenuh Napas dapat menjadi wadah edukasi bagi masyarakat dalam mengantisipasi penyakit pernapasan lebih dini,” lanjut Mindo.
“Namun, jika memang sudah hidup dengan penyakit pernapasan, pasien bisa menemukan pola hidup yang sesuai dalam menjaga kapasitas pernapasannya untuk berfungsi dengan optimal,” tuturnya.
Sekilas tentang Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK):
• PPOK penyakit kronik yang bersifat progresif
• Terdapat peningkatan prevalensi PPOK
• Merokok faktor utama penyebab PPOK
• Berhenti merokok bermanfaat dalam menghentikan laju penyakit
• Penatalaksanaan PPOK yang baik akan meningkatkan kualitas hidup penderitanya