Jepang Sambut Baik Sovereign Wealth Fund Indonesia

Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan bertemu Penasihat Perdana Menteri Jepang Izumi Hiroto di Kantor Perdana Menteri Jepang, Kamis (3/12), guna meraih dukungan atas pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau dikenal sebagai Nusantara Investment Authority (NIA). Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI Heri Akhmadi.
Izumi Hiroto, didampingi Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi dan Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, menyatakan Pemerintah Jepang melalui JBIC berjanji ikut partisipasi dalam SWF Indonesia.
“Tujuan saya dan Menteri Erick ke Tokyo adalah untuk mengundang Jepang tingkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus. Nusantara Investment Authority (NIA) akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk equity atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional,” ujar Luhut melalui keterangan pers yang diterima harnas.co.
Erick berharap, SWF dapat menjadi partner bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia. “Antara lain jalan tol, airport, dan pelabuhan. Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya,” kata dia, menambahkan.
Pada kesempatan itu, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan, Tokyo secara umum mendukung pembentukan SWF Indonesia. “Beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan health tourism di Bali, manajemen operator pelabuhan, serta tingkatkan investasi di Kawasan Industri Batang,” jelasnya.
Dukungan dari Parlemen Jepang
Sebelum pertemuan dengan Penasihat PM Jepang, Luhut dan dan Erick juga bertemu Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) untuk Majelis Tinggi, Seko Hiroshige, yang juga Mantan Menteri Economic, Trade and Industry Jepang. Mereka membahas dukungan parlemen Jepang atas investasi pemerintah dan swasta Jepang di SWF Indonesia dan mendapat sambutan positif.
Pada kesempatan terpisah, Luhut dan Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan dengan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui&Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel, dan Hanwa.
SWF Indonesia atau NIA yang akan mulai beroperasi awal 2021 ditargetkan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia. Komponen pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi. Pemerintah Indonesia telah siap menyuntikan modal awal Rp 75 triliun untuk pembentukan NIA.
Menko Luhut dan Menteri Erick dijadwalkan berada di Tokyo hingga 5 Desember 2020.