Mendalami Keragaman Asia Tenggara

Museum MACAN siap menghadirkan rangkaian program publik virtual dan aktivasi digital yang akan membuka dialog tentang keberagaman di Asia Tenggara.
Program dan aktivasi virtual ini berlangsung dari Januari hingga April 2021, merupakan bagian dari pameran seni kontemporer Asia Tenggara bertajuk Stories Across Rising Lands, yang dikomisi oleh KONNECT ASEAN dan didukung oleh ASEAN-Korea Cooperation Fund.
Stories Across Rising Lands diadakan oleh Museum MACAN. Dikurasi oleh kurator Museum MACAN Asep Topan dan kurator Korea yang berbasis di Jakarta, Jeong-ok Jeon.
Pameran ini menampilkan perupa dari Asia Tenggara, termasuk Filipina, Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, Laos, Myanmar dan Kamboja, yang berkarya menggunakan berbagai media. Termasuk video, instalasi, fotografi, lukisan, dan pertunjukan video.
Stories Across Rising Lands berfokus pada kejadian sehari- hari dan narasi harian yang turut membentuk hubungan sosial dan budaya di suatu tempat. Sebagai survei seni dari Asia Tenggara, pameran ini dan rangkaian program diskusi virtual terkait mencerminkan keberagaman dan penyebaran geografis yang menjadi karakter kawasan ini. tentu, dengan menekankan hubungan pribadi dan terfragmentasi dengan sejarah dan politik yang diobservasi melalui perspektif para perupa.
Generasi Bergerak ke Ranah Digital
Pameran ini menghadirkan delapan perupa dan satu kolaborasi artistik. Mereka adalah Cian Dayrit (Filipina), Ho Rui An (Singapura), Kawita Vatanajyankur (Thailand), Saleh Husein (Indonesia), Lim Kok Yoong (Malaysia), Souliya Phoumivong (Laos), Maharani Mancanagara (Indonesia), Nge Lay (Myanmar) dan kolaborasi antara Tan Vatey dan Sinta Wibowo (Kamboja / Belgia).
Lahir pada dan sekitar tahun 1980-an, para perupa ini terhubung oleh pengalaman generasi mereka mengenai teknologi media; dampak pergeseran diskusi ekonomi dan politik di wilayah asal mereka; serta pendekatan terhadap format estetika berbeda yang mencerminkan pergerakan bertahap antara konteks lokal, regional, dan global.
Perupa dalam pameran ini secara aktif berkontribusi pada berbagai percakapan seni kontemporer dalam konteks tempat asal mereka, juga secara rutin berpartisipasi dalam percakapan regional dan global.
Ko-kurator Asep Topan dan Jeong-ok Jeon akan memberikan wawasan tentang pameran dalam sebuah video pendek yang akan dipublikasikan di platform media sosial Museum MACAN dan KONNECT ASEAN – agar konten pameran dapat diakses secara digital, di manapun audiens berada.
Seri video pendek ini akan dilanjutkan dengan Artist Studio Insight yang akan mengajak audiens mengintip studio beberapa perupa, termasuk Saleh Husein (Indonesia) dan Kawita Vatanajyankur (Thailand).
Narasi Kawasan dalam Dialog
Asep Topan dan Jeong-ok Jeon, ko-kurator, dalam catatannya mengungkapkan, meskipun berasal dari lokasi yang berbeda di Asia Tenggara, kelompok perupa ini terlihat memiliki pendekatan serupa dalam riset artistik dan keinginan untuk memperlihatkan narasi kecil dari kehidupan sehari-hari.
“Pameran ini didasarkan pada penelitian kami mengenai Asia Tenggara, dan kami mencoba untuk mencerminkan keberagaman dan kualitas luar biasa yang membentuk Asia Tenggara. Melalui hal-hal kecil, bahkan mungkin seringkali terlewatkan, kita dapat lebih memahami keterhubungan manusia dan kompleksitas narasi sejarah dan politik di wilayah tersebut," jelasnya.
Untuk menyoroti beragam suara di Asia Tenggara, Museum MACAN akan mengorganisir diskusi panel bulanan mulai Januari hingga Maret 2021. Seri diskusi ini akan menampilkan perupa yang berpameran, kurator senior, pimpinan lembaga seni, dan akademisi seni.
Beberapa pembicara yang akan hadir adalah Joselina Cruz (Director, Museum of Contemporary Art and Design, Filipina), Alia Swastika (Direktur, Yayasan Biennale Yogyakarta, Indonesia), dan Russell Storer (Director, Curatorial & Collections, National Gallery Singapore, Singapura).
Aktivasi digital dalam pameran ini termasuk tur pameran 360 derajat yang dipandu oleh kurator dan dapat diakses melalui www.museummacan.org; situs mikro yang akan membuka kesempatan untuk analisa dan riset visual yang mendalam tentang karya seni Cian Dayrit - Ain't No Other Way Outta This Shitshow (2020) dan filter Instagram berdasarkan karya seni Saleh Husein - Arabien Controlled Territory (2018/2021).
Rangkaian program digital ini diproduksi dalam kemitraan dengan Festivo sebagai Mitra Program Virtual.
Perspektif Global
Direktur Museum MACAN Aaron Seeto menilai, Stories Across Rising Lands adalah proyek ambisius yang menyatukan beberapa perupa paling menarik yang berkarya di Asia Tenggara. Terlebih, belakangan, banyak diskusi tentang pentingnya Asia Tenggara dalam perkembangan perspektif global tentang seni kontemporer.
“Kami berharap pameran ini, bersama dengan diskusi daring untuk publik dan program virtualnya, dapat berkontribusi pada pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang kawasan di mana kita tinggal,” terangnya
Senada, Project Director KONNECT ASEAN di ASEAN Foundation Benjamin Milton Hampe mengungkapkan, kemitraan dengan Museum MACAN menegaskan pentingnya kolaborasi multilateral selama pandemi global yang masih berlangsung. Proyek ini, kata dia, akan memberikan wawasan yang berarti dari perupa Asia Tenggara dan komunitas mereka, menampilkan kekayaan budaya di seluruh negara ASEAN.
“Sejalan dengan momen Tahun Identitas ASEAN pada 2020, kami dengan senang hati mendukung pameran ini yang menggambarkan upaya integrasi regional ASEAN yang mencakup berbagai inisiatif mulai dari perjanjian perdagangan besar hingga pemahaman antar budaya,” tuturnya.
Menembus Batas Geografis
Ketua Yayasan Museum MACAN Fenessa Adikoesoemo pun berharap pameran ini dapat membantu menghubungkan audiens di seluruh Asia Tenggara dan membantu meningkatkan kesadaran tentang budaya yang kaya dan beragam di kawasan ini.
“Lebih lanjut, kemitraan ini menunjukkan pandangan regional dan global kami dalam menyajikan program-program relevan yang dapat diakses di luar batas geografis,” ujarnya.
Stories Across Rising Lands dibuka di berbagai platform virtual mulai 23 Januari - 23 Mei 2021. Program Publik pertama dari pameran ini, sebuah dskusi panel berjudul Connect and Revive: A Conversation akan diadakan pada Sabtu (23/1) ini dan menampilkan empat pimpinan institusi seni.
Diskusi virtual ini gratis dan terbuka untuk publik melalui ZOOM dan YouTube Live. Disusul tur pameran 360 derajat akan dilansir pada 25 Februari 2021 di www.museummacan.org.
Sementara pembukaan pameran fisik Stories Across Rising Lands, bersamaan dengan pembukaan kembali museum, akan diumumkan di waktu mendatang.
JADWAL PROGRAM DIGITAL
Sabtu, 23 Januari 2021
15.00 – 17.00 WIB
[melalui ZOOM dan YouTube Live; diskusi diantarkan dalam bahasa Inggris]
Diskusi Panel Connect and Revive: A Conversation bersama:
• Alia Swastika (Direktur, Yayasan Biennale Yogyakarta, Indonesia)
• Aaron Seeto (Direktur, Museum MACAN)
• Joselina Cruz (Director, Museum of Contemporary Art and Design, Filipina)
• Russell Storer (Director, Curatorial & Collections, National Gallery Singapore, Singapura)
Moderator: Benjamin Hampe (Project Director, ASEAN Foundation)
Kamis, 18 Februari 2021
Penjelasan Kuratorial bersama Asep Topan dan Jeong-ok Jeon [digital]
Senin, 22 Februari 2021
Artist Studio Insight: Saleh Husein (Indonesia) [digital]
Kamis, 25 Februari 2021
Tur Pameran 360 dipandu oleh Asep Topan dan Jeong-ok Jeon [di www.museummacan.org]
Jumat, 26 Februari 2021
15.00 – 17.00 WIB
Stories Across Rising Lands: Artists & Curators’ Discussion [diskusi panel]