Desa Wisata Ekang Anculai Alternatif Destinasi Kepri

Pemerintah daerah Kepulauan Riau (Kepri) berkomitmen mengembangkan Desa Wisata Ekang Anculai di Kabupaten Bintan sebagai daya tarik wisata baru. Upaya ini dinilai andil meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Terlebih, di masa pandemi COVID-19, wisata berbasis alam menjadi pilihan utama wisatawan.
"Jika kita bisa mereposisi bahwa wisatawan nusantara ini yang menjadi fokus pengembangan, desa-desa wisata seperti Desa Ekang Anculai ini potensinya sangat luar biasa untuk menggerakkan ekonomi,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, Sabtu (23/1).
Selain membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, opsi destinasi seperti ini, kata Sandiaga, merupakan salah satu cara melestarikan alam sekaligus memberikan pengalaman storynomic. Ia juga mendukung rencana pengembangan wisata alam mangrove di desa tersebut.
"Daerah yang mengelola mangrove itu kualitas oksigennya terbaik, sehingga sangat direkomendasikan untuk berwisata ke sini," kata dia memuji warga setempat, yang mengedepankan asas keberlanjutan lingkungan dan mengedepankan kearifan lokal.
Ia pun tak segan menyebut desa tersebut ‘prototipe’ untuk direplikasi di daerah-daerah lain dengan kearifan lokal yang juga melibatkan masyarakat.
Sementara itu, pengelola Desa Wisata Ekang Anculai I Wayan Santika mengatakan, desa yang sebelumnya adalah bekas lahan perkebunan karet itu kini tengah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kepri untuk melaksanakan proyek ekowisata mangrove.
"Wisata mangrove ini adalah rencana jangka pendek kami. Kami sudah mendapat surat keterangan (SK) melalui kelompok tani untuk mengelola hutan kemasyarakatan," ujar Wayan.
Tak hanya itu, Wayan juga menyebutkan, sebelum pandemi COVID-19, sebagian besar tamu yang berkunjung ke Desa Wisata Ekang Anculai adalah wisatawan mancanegara. Banyak dari mereka berasal dari Prancis dengan durasi tinggal mulai dari dua hingga 28 hari.
"Hampir 70 persen tamu yang datang ke desa ini adalah dari mancanegara terutama dari Prancis yang masuk melalui Singapura," tutur Wayan.