Gorontalo Tanam Padi Varietas Antibusung Lapar

GORONTALO (HN) -- Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tumba di Desa Bulotadaa Timur, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo melakukan penanaman padi varietas nutri zinc di lahan seuas 1 hektare, Senin (1/2). Penanaman tersebut didampingi penyuluh serta melibatkan BPTP Gorontalo.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Pemanfaatan teknologi pertanian, kata Mentan, harus menjadi kekuatan bangsa dalam hal peningkatan produktivitas pangan.
"Dengan kerja sama, kita manfaatkan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita serta mampu ber-swasembada," ujar Mentan Syahrul.
Hal senada digaungkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi. Menurut Dedi, dampak pandemi Covid-19 memang memengaruhi perekonomian bangsa, namun tidak halnya dengan pertanian. "Pertanian justru semakin kuat dan terus berinovasi di saat kondisi sekarang ini," kata Dedi.
Dedi melanjutkan, dalam kondisi saat ini, semua masyarakat Indonesia membutuhkan ketersediaan pangan. Pangan yang cukup dan berkualitas secara langsung akan membuat imunitas tubuh menjadi kuat. Imunitas tubuh yang kuat secara kolektif otomatis akan membuat bangsa kita pun menjadi sehat dan dengan sendirinya terhindar dari stunting. "Semua itu berkat kerja keras kita semua, para petani," kata Dedi.
Teknologi yang diterapkan pada lahan pendampingan di Gorontalo menggunakan varietas unggul baru (VUB) Inpari Nutri Zinc yang memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, tahan hama WBC biotipe (1 dan 2), tahan penyakit blas (ras 0.33, 0,73, dan 133), potensi hasil 9,98 ton/ha, serta keunggulan khusus, yaitu memiliki rata-rata kandungan Zn 29, 54 ppm. Khusus kandungan Zn 29, varietas padi Inpari Nutri Zinc juga diharapkan dapat berperan mengatasi kekurangan gizi Zn yang menjadi salah satu penyebab stunting.
Kepala BPTP Gorontalo Amin Nur mengatakan, penderasan inovasi teknologi tepat guna spesifik lokasi harus menjadi tugas bersama para pelaku pertanian di Indonesia. "Melalui display teknologi diharapkan petani dapat mencontoh dan menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani sekaligus mengatasi kekurangan gizi Zn sebagai salah satu penyebab stunting," kata Amin Nur dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh pejabat setempat dan ketua brigade tanam.
Selain penggunaan VUB, pada lahan itu juga diterapkan penanaman dengan jumlah bibit 1-3 batang per lubang (titik tanam). Tujuannya tak lain untuk menghindari pengaruh kompetisi agar bibit dapat menghasilkan jumlah anakan dengan pertumbuhan yang optimal. Selain itu, model tanam 1-3 batang per titik tanamm juga mampu meminimalkan penggunaan jumlah bibit.
"Kalau per lubang tanamnya lebih banyak atau lebih dari 3 bibit kan pasti akan memerlukan benih yang lebih banyak juga," ujar Amin seraya menambahkan penggunaan pupuk juga akan dilakukan secara berimbang dengan menggunakan pupuk organik.