Operasi Hybrid Pertama di Indonesia Berjalan Lancar

Brawijaya Healthcare Group melalui Brawijaya Hospital-Saharjo memperkenalkan layanan unggulannya, Pusat Layanan Jantung Terpadu. Dioperasikan oleh Heartology Cardiovascular Center sebagai salah satu fasilitas pelayanan khusus di bidang kardiovaskular, layanan ini berhasil melaksanakan operasi hybrid pertama di Indonesia pada Jumat, 5 Februari 2021.
Operasi hybrid adalah operasi yang terdiri dari kombinasi operasi terbuka dan intervensi aorta yang dilakukan secara bersamaan dengan tiga prosedur. Yakni Total Arch Replacement, penggantian bagian aorta ascenden dan arcus aorta dengan menggunakan prostetic graft (graft buatan). Kedua, Elephant Trunk, pemasangan graft untuk mempermudah prosedur stenting selanjutnya. Dan, ketiga, Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEVAR), pemasangan stent graft pada descending aorta.
Berlangsung selama 6 – 8 jam, operasi ini dilakukan oleh tim dokter yang dipimpin oleh Dr. Dicky Aligheri Wartono, SpBTKV(K), dokter bedah jantung dan vaskular sub-spesialisasi thoraks, kardiak dan vaskular; dr. Suko Adiarto, SpJP(K), dokter jantung sub-spesialisasi intervensional kardiologi dan vaskular; dr. Anas Alatas, SpAn-KAKV, dokter anesthesi sub-spesialisasi anesthesi kardiovaskular; dr. Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), dokter jantung, sub-spesialisasi ekokardiografi; dan dr. Dafsah Arifa Juzar, SpJP(K), dokter jantung, sub-spesialisasi intervensional kardiologi dan kegawatdaruratan kardiovaskular.
Tindakan dilakukan di Ruang Operasi Hybrid Brawijaya Hospital – Saharjo yang memungkinkan dilakukannya tindakan diagnostik, intervensi dan pembedahan pada saat yang sama. Ruang operasi ini ditunjang mesin GE Discovery IGS 7 yang dilengkapi dengan robotic gantry, sehingga memudahkan transisi antara imaging dan bedah, bebas suspensi di langit-langit sehingga mengurangi sumber kontaminasi.
Operasi ini juga menggunakan beberapa teknologi canggih, kerjasama tim dokter dan strategi khusus yang tidak dilakukan pada operasi jantung lain. Yakni Heart Lung Machine yang berfungsi sebagai pengganti jantung dan paru saat jantung dan paru pasien dihentikan; Strategi Hipotermic Arrest, di mana suhu tubuh diturunkan hingga 23˚C; Strategi Circulatory Arrest, ketika seluruh aliran darah dihentikan; dan Strategi Selective Perfusion, di mana diberikan aliran darah tambahan untuk mencegah kerusakan organ saat aliran darah dihentikan.
Seluruh teknologi dan strategi di atas memerlukan beberapa monitoring saat operasi yang juga sangat jarang dilakukan pada operasi jantung lain, antara lain seperti dual artery line dan temperature monitoring, nirs (saturasi otak) dan monitoring kompleks lainnya.
Sebagai Rumah Sakit Umum, Brawijaya Hospital-Saharjo menyediakan layanan yang lengkap dan terpadu baik dari spesialisasi medis dan fasilitas. Antara lain, pertama, Pusat Layanan Jantung Terpadu (Heart Center) yang dilengkapi dengan teknologi modern seperti Hybrid Operating Room (HOR), Cath-Lab, Cardiac CT Scan, dan Cardiac MRI. Kedua, Minimally Invasive Surgery, teknik bedah yang dilakukan dengan instrumen khusus sehingga hanya menghasilkan luka atau sayatan yang kecil (minimal) dan pemulihan paska operasi lebih cepat.
Ketiga, Pain Clinic yang mengusung teknik pengobatan modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan (operasi), Interventional Pain Management. Keempat, Endoscopy Center yang didukung oleh tenaga medis dengan spesialisasi pada Bedah Digestif, Patologi Anatomi, Radiologi, dan Anestesi. Dan, Oncology Center yang menawarkan layanan multidisiplin untuk membantu pasien sejak tahap deteksi dini, investigasi, diagnosa, terapi medikal dengan kemoterapi/pembedahan, rehabilitasi, perawatan pasien pasca bedah, dan terapi paliatif pada kanker stadium lanjut.
“Fasilitas dan layanan yang tersedia hadir sebagai pelayanan premium terpadu dengan afiliasi bersama rumah sakit lokal maupun internasional di kawasan Asia. Kerja sama aktif juga terus kami lakukan dengan institusi pendidikan terkait evidence-based medicine dengan penemuan terbaru dalam bidang kedokteran,” ujar Dr. dr. Chamim SpOG, (K) Onk, Direktur Brawijaya Hospital – Saharjo.