4 Mekanisme Vaksinasi COVID-19 untuk Petugas Publik

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada tahap kedua model vaksinasi bagi petugas dan pelayan publik dilakukan dengan empat tipe. Pertama, dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan; kedua, vaksinator datang ke kantor atau tempat petugas publik bekerja; ketiga vaksinator datang ke tempat ramai seperti pasar; keempat membuat satu tempat penyuntikan massal dan calon penerima vaksin datang ke tempat tersebut.
"Keempat model ini akan kita atur, tegantung jenis pekerjaannya, bagaimana petugas publik itu menghadapi masyarakat dalam pekerjaan sehari-hari," tutur Budi usai mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan sidak pelaksanaan vaksinasi massal di Pasar Tanah Abang, seperti dikutip dari laman setkab.go.id.
Menkes mengatakan, vaksinasi yang dilaksanakan di Pasar Tanah Abang merupakan proyek percontohan atau pilot project seperti pelaksanaan vaksinasi bagi sumber daya manusia (SDM) kesehatan di Istora Senayan, Jakarta, beberapa pekan lalu. "Alhamdulillah sesudah melihat pilot project di Istora, kita bisa masuk ke pasar ini secara bertahap. Kalau enggak salah ada 153 pasar di Jabodetabek. Ini akan jadi model di provinsi lain," ucapnya.
Menkes tak memungkiri pelaksanaan vaksinasi di pasar terkendala masalah pendaftaran penerima vaksinasi COVID-19. Untuk itu, Kemenkes menerima segala masukan dan saran apabila ada kekurangan dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut. Masukan dan saran nantinya akan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 berikutnya.
Vaksinasi pedagang di Pasar Tanah Abang dilakukan dua gelombang. Pertama pada 17-21 Februari 2021 dengan 9.729 orang dilaksanakan di Blok A, B, F, G. Gelombang kedua pada 22-24 Februari 2021 dengan 2.267 orang di lima titik di sekitar Pasar Tanah Abang.
Pemerintah mencatat 55 ribu pedagang di Provinsi DKI Jakarta yang akan divaksinasi. Jumlah tersebut merupakan data awal pencatatan dan kemungkinan masih akan berubah.
Menkes mengimbau seluruh pedagang agar divaksinasi, jangan sampai ada yang terlewat. "Biar bisa melindungi diri dan teman-temannya," tutur Menkes.