Aktivitas Sejak Balita, Optimasi Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal bergantung pada perilaku sehat yang dilakukan. Termasuk di antaranya perilaku makan dan minum, kebersihan diri dan keseimbangan yakni istirahat dan tidur yang cukup.
Ada banyak aktivitas yang dapat menjadi stimulan untuk tumbuh kembang anak. Berbicara tentang strategi untuk tumbuh kembang anak yang optimal, psikolog sekaligus co-founder @TigaGenerasi Saskhya Aulia menyebut pentingnya stimulasi motorik pada anak usia dini.
Saskhya mengungkapkan bahwa stimulasi motorik perlu diperhatikan karena merupakan dasar dari perkembangan diri anak selanjutnya, pintu masuk perkembangan otak anak yang optimal, sekaligus melatih daya tahan mental anak.
“Kesuksesan stimulasi motorik ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai aktivitas fisik dan interaksi yang membahagiakan bagi anak sehari-hari. Oleh sebab itu, selain stimulasi, interaksi keluarga yang baik dan membuat mereka bermain dengan senang adalah kunci dari tumbuh kembang yang optimal,” jelas Saskhya dalam diskusi daring, 16 Maret 2021.
Tahap perkembangan motorik setiap anak pun berbeda. Misalnya, untuk anak 0-1 tahun tahapan dimulai dengan anak mampu mengangkat kepalanya tanpa dibantu hingga mulai merangkak, berdiri atau dapat memasukkan benda ke dalam mulut secara mandiri.
Untuk anak 1-2 tahun, tahapan perkembangan motorik ditandai dengan berjalan dengan memegang benda, menendang, hingga melempar bola. Sedangkan untuk anak 2-3 tahun mereka akan lebih lancar memanjat, melompat, berlari, bersepeda roda 3, dan makan sendiri.
Untuk dapat meraih itu, Saskhya menyarankan agar anak dapat sering diajak beraktivitias fisik di luar ruang (outdoor). Pun orangtua sebagai role model juga selayaknya memerankan gaya hidup aktif. Termasuk mendampingi sang buah hati saat berkegiatan.
Pola Makan dan Tidur
Agar tumbuh sehat secara fisik dan mental, anak memerlukan asupan gizi yang seimbang dan pola tidur yang benar. Namun, masih banyak kaum Ibu khususnya yang baru menjalani peran sebagai ibu baru, kurang memahami cara mengatur pola makan dan tidur yang tepat untuk sang buah hati.
Terlebih, untuk para Ibu yang masih harus bekerja dari rumah selama masa pandemi ini, seringkali jam kerja, jam makan dan jam tidur Ibu ikut berantakan. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas nutrisi yang diberikan kepada anak.
Untuk itu, penting bagi orang tua khususnya kaum Ibu memahami jadwal tidur dan makan yang tepat pada bayi hingga transisinya menjadi balita agar mereka pun memiliki waktu istirahat yang cukup.
Menurut dokter spesialis anak RS Hermina Jatinegara Kanya Ayu Paramastri, jadwal makan dan menyusui yang teratur penting untuk merangsang rasa lapar anak khususnya bila sudah berumur di atas 3 bulan.
Artinya, bayi dilatih untuk bisa menyadari rasa lapar dan kenyang timbul pada dirinya. Sedangkan jadwal tidur yang baik sesuai usia anak penting untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan intelektual (IQ), pemulihan energi, serta berdampak pada mental dan emosi.
Pada kesempatan ini, Kanya juga membagikan beberapa aturan tidur dan makan yang baik diterapkan kepada anak.
· Untuk bayi berusia lebih dari 6 bulan biasakan makan maksimal hanya 30 menit dan jangan dijanjikan hadiah atau susu atau es krim bila mampu menghabiskan makanannya.
· Anak juga harus dibiasakan makan di meja makan sehingga tidak ada distraksi.
· Sebaiknya, berikan makanan setiap 2-3 jam sekali dengan jeda air putih saja.
· Sedangkan untuk tidur, tentukan waktu tidur yang konsisten dan pastikan popoknya kering, pakaian dan tempat tidurnya bersih dan nyaman.
· Anak dianjurkan tidur dalam keadaan kenyang dan biasakan untuk mengenalkan suasana tenang menjelang tidur.
Lebih lanjut, Kanya juga memberikan tips metode menidurkan anak yang efektif. “Kuncinya, sejak awal kita harus memperkenalkan berbagai cara menidurkan secara bergantian, sehingga tidak monoton,” cetusnya.
· Selain menggunakan stroller maupun ayunan gantung, orangtua bisa mencoba juga dengan ditepuk-tepuk saja di kasur atau bisa juga diletakkan di bouncer atau baby crib secara bergantian.
· Jangan menidurkan balita dengan cara-cara yang kiranya akan menyusahkan di kemudian hari seperti gendong ayun-ayun, jalan keliling rumah dan jalan-jalan naik mobil.
Sebagai orangtua baru, aktris dan public figure Citra Kirana turut membagikan perkembangan sang buah hati yang cukup pesat padahal belum genap satu tahun. “Proses tumbuh kembang anak memang merupakan tahapan yang spesial untuk orang tua. Aku pikir selama ini kalau dia nangis hanya karena lapar, ternyata tidak, banyak faktor lain yang membuat bayi tidak nyaman.”
Ia menjelaskan, dirinya selalu menyempatkan diri berbagi pengalaman dengan sang suami. “Kenapa Athar begini dan begitu? Jadi ternyata kalau aku sedih, Athar juga bisa merasakan,” terangnya.
Itu sebabnya, Citra menyadari betapa support system dalam keluarga itu penting sekali. “Aku masih banyak belajar dan cari tahu apa yag bisa bikin Athar nyaman. Pastikan sebelum tidur popoknya kering, bajunya bersih, tempat tidurnya bersih agar dia lebih nyaman,” kata dia.
Ruang Terbuka
Kebiasaan ini ternyata juga telah dilakukan sebelumnya oleh Dude Harlino. Ayah dua anak itu menegaskan bahwa urusan parenting dan perkembangan anak-anak tidak hanya menjadi urusan Ibu. Sebagai ayah, ia juga kerap berdiskusi dengan sang istri serta ikut serta dalam setiap pola pengasuhan perkembangan anak.
“Biasanya, kami menyiapkan ruang terbuka yang aman dan nyaman dengan sinar matahari langsung untuk anak-anak beraktivitas bersama kami. Semangat jadi orangtua, kita jaga amanah. Kita pastikan anak dapat yang terbaik. Para ayah, yuk bantu istrinya, berikan support, ganti popok dan memberi makan, itu jadi momen bonding dengan anak,” tuturnya.
Sependapat, Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) mengatakan, dalam masa pandemi seperti saat ini menjaga stabilitas dan kesehatan keluarga merupakan hal terpenting.
“Pola makan yang benar, pola tidur yang benar dan aktivitas apa saja yang diperlukan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak menjadi lebih baik ini, dapat menjadi bekal untuk para orangtua menghadapi tantangan yang berbeda karena pembatasan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat,” pungkasnya.