JAKARTA (HN) - Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) diharapkan segera menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas) SEA Games 2021 menyusul ditiadakannya kompetisi Proliga musim ini. Hal ini dirasa perlu agar peak performance pemain dapat tercapai saat turun di multievent dua tahunan bergengsi Asia Tenggara.
“Kami memahami jika situasi saat ini tidak memungkinkan PBVSI menggelar Proliga. Tentu keputusan ini berdampak bagi timnas yang akan tampil di SEA Games nanti,” kata Pelatih Timnas Voli Putri SEA Games 2015 Singapura Muhammad Ansori di Jakarta, Rabu (31/3).
Pekan lalu, PP PBVSI mengeluarkan surat edaran kepada klub-klub terkait peniadaan Proliga musim ini. Putusan tersebut diambil dikarenakan PP PBVSI tidak dapat menjaring sponsor yang mau mendukung agar turnamen bola voli paling bergengsi se-Tanah Air ini bisa digelar.
Tanpa adanya timnas, Ansori berharap, PBVSI dapat segera mengambil langkah cepat untuk keperluan timnas. Sebab, skuad timnas memerlukan treatment pengganti guna mengasah kemampuan pemain dengan ditiadakannya kompetisi. Hingga saat ini, PBVSI sendiri belum resmi merilis nama-nama pemain dan pelatih yang akan memperkuat Merah Putih di SEA Games 2021.
“Siapa pun yang masuk dalam skuad timnas, tentu yang dibutuhkan saat ini adalah TC (training camp) jangka panjang . Jika tidak ada turnamen atau kompetisi nasional, jadi TC harus dimulai sejak dini agar pelatih bisa merancang tryout yang diperlukan bagi timnas,” terang juru taktik tim voli putri TNI AU ini.
Senada, pelatih Jakarta Garuda Eko Waluyo berharap PBVSI dapat menggelar Livoli pada Desember nanti. Hal ini tak hanya diperlukan bagi pemain timnas, tetapi juga pemain-pemain non-timnas.
“Tanpa kompetisi, peforma atlet pasti menurun. Bukan cuma pemain timnas yang butuh sarana untuk mengasah kemampuan, semua pemain juga sama,” kata Eko.
Eko berharap hal-hal seperti itu bisa diperhatikan oleh PBVSI selaku pengurus yang menaungi bola voli Indonesia. “Seandainya Proliga ditiadakan, kami sih berharap juga ada Livoli Divisi 1 dan 2 bisa digelar, sehingga atlet-atlet punya sarana kompetisi yang memadahi,” kata Eko.
Reportase : Brigitha Sesilya
Editor : Brigitha Sesilya
