Daerah Level 1, 2, dan 3 Agar Laksanakan PTM Terbatas

Pemerintah daerah yang daerahnya sudah berada di level 1, 2, dan 3 agar segera melaksanakan opsi menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Direktrur PAUD, Dr Muhammad Hasbi mengatakan, pemerintah melakukan langkah menerapkan PTM secara Terbatas menunjukkan kebijakan yang diambil telah melalui proses kajian yang matang. Dipilihnya kata "Terbatas" dalam PTM menunjukkan kebijaksanaan dipilih di tengah pandemi.
“Mari kita dorong satuan PAUD dan satuan Sekolah Dasar (SD) untuk segera mempersiapkan diri melakukan opsi PTM terbatas bagi anak-anak kita yang berusia dini dan anak-anak kita yang berada di jenjang pendidikan dasar, namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” tuturnya pada Workshop Pendidikan dengan tema Kondisi Kesehatan Dalam Rangka Akselerasi PTM Terbatas di Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat (15/10).
Pengambilan keputusan itu, kata Hasbi, karena pembelajaran tatap muka lebih efektif daripada pembelajaran jarak jauh. Lebih banyak hal yang dapat dilakukan pada metode pembelajaran tatap muka ketimbang pembelajaran jarak jauh sehingga potensi anak usia dini lebih mudah dikembangkan.
Kepada seluruh pemangku kepentingan PAUD, diimbau untuk segera mengunduh (download) aplikasi PAUDPEDIA yang tersedia di playstore melalui perangkat android maupun IOS. Dia menyebut saat ini digitalisasi sekolah menjadi perhatian utama pemerintah.
“Saya imbau seluruh pemangku kepentingan PAUD untuk mengunduh aplikasi PAUDPEDIA. Banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan di sana. Nanti setelah diunduh, tunjukkan kepada panitia agar dapat bonus pulsa," ujarnya yang mendapat sambutan hangat peserta workshop.
Workshop diselenggarakan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bersinergi dengan Komisi X DPR RI, diikuti 120 guru, kepala sekolah dan penyelenggara pendidikan di Kota Tegal. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Abdul Fikri Faqih menjadi pembicara kunci sekaligus membuka workshop, dihadiri Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang, Prof Dr Masrukhi, M.Pd, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kota Tegal, Dra Herlien Tjokrowati yang mewakili Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono.
Herlien Tjoktowati mengatakan, Kota Tegal mantap melakukan PTM Terbatas. Sejak 1 Oktober 2021 tercatat sudah 126 Sekolah Dasar Negeri dan Swasta menggelar PTM Terbatas. “Tingkat SMP, kami mulai PTM setelah status PPKM Kota Tegal turun ke level 3. Kita lakukan percontohan di beberapa sekolah dengan masing-masing rombongan belajar dibatasi 50 persen siswa, sampai kemudian kita lakukan PTM," ujarnya.
Untuk SMA dan SMK, dibagi ke dalam dua kelompok. Ada yang menggunakan pola PTM Terbatas, ada yang menggunakan pola percontohan PTM Murni dengan memberlakukan ketat protokol kesehatan. Ini dilakukan setelah tahapan screening dan penilaian sejumlah kriteria yang ditetapkan. Setelah semua selesai dan tidak ada masalah, maka dilakukan proses pembelajaran tatap muka.
Kota Tegal mantap melakukan PTM Terbatas mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK karena Kota Tegal memiliki modal kepercayaan besar dari suksesknya mebolisasi vaksinasi warga. Untuk bulan Oktober saja, sudah mencapai target 96,40 persen atau 205.381 jiwa dari target sasaran 213.046 orang telah mendapat vaksinasi tahap pertama. Cakupan vaksinasi dosis kedua masih terus berjalan dan tercatat 58,48 persen atau baru 124.587 jiwa telah divaksin,
"Meskipun demikian saya tetap tekankan jangan lengah dengan turunnya level 2 untuk Kota Tegal, sebab ancamanan virus Covid-19 masih belum sepenuhnya hilang. Perlu komitmen semua pihak untuk melakukan recoveri pendidikan," ujar Herlien.