Vaksinasi di Lingkungan Pendidikan di Tegal Sudah 99 Persen

Ditjen PAUD Dikdasmen dan Komisi X DPR RI memberikan apresiasi atas capaian Pemerintah Daerah Kota Tegal karena mampu menggenjot pelaksanaan vaksinasi di lingkungan pendidikan bagi pelajar, guru, dan dosen secara optimal sehingga sebentar lagi akan membuat kekebalan komunal (hert immunity) di lingkungan pendidikan yang akan membuat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas berjalan baik. Saat ini di Kota Tegal capaian vaksinasi pelajar dosis pertama sudah di angka 99 persen, dosis kedua sudah di angka 70 persen.
Capaian itu disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tegal Herlien Tjokrowati dalam Workshop Pendidikan bertema Kondisi Kesehatan Dalam Rangka Akselerasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Kota Tegal, Kamis (14/10). Herlien menyebut, vaksinasi tahap pertama sudah 99 persen dan tahap dua 70 persen lebih.
"Secara pribadi saya sangat terkesan dengàn hasil capaian angka vaksinasi di lingkungan pendidikan di Kota Tegal. Meski begitu saya ingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan secara ketat menjadi kunci agar tidak terjadi klaster penyebaran Covid-19 di dalam satuan pendidikan,” tutur Direktur PAUD, Dr Muhammad Hasbi, seperti disampaikan melalui siaran pers.
Herlien Tjokrowati, mengungkap hingga akhir September target vaksinasi di lingkungan pendidikan sudah mencapai target 96,40 persen atau 205.381 jiwa dari target sasaran 213.046 orang telah mendapat vaksinasi tahap pertama. Cakupan vaksinasi dosis kedua masih terus berjalan dan tercatat 68,48 persen sudah di vaksin.
Apresiasi juga diungkap Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih. "Sebagai putra daerah Tegal, saya sangat terkesan dengàn semangat vaksinasi yang dilakukan warga Kota Tegal. Saya dan keluarga sebagai penyintas Covid-19 dan sempat dirawat di rumah sakit memiliki pengalaman tidak enak tentang ganasnya virus Covid-19. Vaksinasi cara paling tepat melindungi diri sendiri dan orang-orang sekitar agar senantiasa sehat," ujar Abdul Fikri.
Pandemi COVID-19 menghantam banyak sektor tak terkecuali dunia pendidikan. Meski demikian, pendidikan tak boleh runtuh dan harus diselamatkan. Salah satu upayanya dengan mulai diterapkannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Fikri mengatakan, dunia pendidikan yang kembali berjalan merupakan langkah menyelamatkan bangsa usai dihantam pandemi sejak awal-awal 2020. Dia lalu menuturkan, ketika bom atom jatuh di Kota Hiroshima dan Nagasaki dan membuat Jepang menyerah pada perang dunia kedua, dengàn cepat Kaisar Jepang Hirohito bertanya ada berapa guru yang selamat. Kaisar Jepang mengetahui yang perlu diselamatkan adalah pendidikan. Dengàn pendidikan Jepang kemudian bangkit menjadi negara paling maju secara teknologi di dunia.
Fikri mengingatkan, munculnya beberapa klaster di sekolah yang menggelar PTM harus dijadikan pembelajaran agar protokol kesehatan penting dilaksanakan. “Makanya ini warning kepada pelaku pendidikan, khususnya guru dan tenaga kependidikan. Walaupun sudah divaksin, tetap menjaga prokes dan tidak membiarkan anak-anak berkerumun,” katanya.
Menurut Fikri, vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Seseorang yang telah divaksin akan memiliki risiko lebih rendah dibandingkan yang belum.
Fikri menyampaikan, Komisi X DPR RI terus memantau pembelajaran sekolah. “Komisi X terus memantau, meskipun ada panitia kerja (Panja) Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Catatan sudah diberikan dan beberapa ditindaklanjuti menteri,” kata Fikri.
Salah satunya mengenai kesulitan-kesulitan para orangtua, seperti membiayai kuota internet dan seterusnya. “Tetapi, catatannya ada lebih dari lima belas (rekomendasinya) dan mungkin banyak belum dilaksanakan,” kata Fikri.
Dia mengungkapkan beberapa rekomendasi DPR memang sudah dilaksanakan Kemendikbudristek. “Bahkan, Mendikbud tidak ada anggaran, kemudian komunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk menggunakan Bendahara Umum Negara. Jadi memakai anggaran itu karena anggaran lebih dari Rp 7 triliun,” kata Fikri.