Menjadi seorang penerbang tidaklah gampang. Perlu latihan khusus untuk mampu menerbangkan pesawat dan membawa penumpang.
Sebagai maskapai swasta terbesar di Indonesia, Lion Air Group menunjang keterampilan calon penerbang dengan ragam simulator. Alat ini untuk melatih calon pilot sebelum benar-benar menerbangkan pesawat sepenuhnya.
Di Lion Operation Center, Tangerang, Lion Air Group memiliki sembilan simulator. Jenisnya lima unit simulator Boeing B737er, dua simulator Airbus A320, satu simulator ATR-500, dan satu simulator ATR-600. Lion Air Group juga sedang proses instalasi dua simulator baru yakni ATR-600 dan Airbus A320neo.
"Diharapkan instalasi tersebut selesai Agustus tahun ini," ujar Manager Simulator Maintenance and Technical Support Lion Air Group Ibnu Hajjar kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Senin (18/5).
Sekitar 90 persen simulator tersebut digunakan untuk kebutuhan internal Lion Air Group yakni Lion Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air, dan Thai Lion Air. Sisanya untuk Airbus Training International dan maskapai lokal seperti Trigana Air Service dan NAM Air.
Setiap simulator dibuat berdasarkan tipe pesawat masing-masing. Setiap pilot juga harus berlatih sesuai dengan type rating masing-masing, baik untuk jenis pesawat Airbus, Boeing, atau ATR.
Calon pilot yang belajar di simulator Lion Operation Center ini harus menyelesaikan minimal tiga bulan latihan awal, pengkinian latihan simulator setiap enam bulan, hingga latihan tambahan simulator.
Tertarik menjadi calon penerbang?
Foto dan Teks: Bayu Indra Kahuripan (bik/fer)